Lihat ke Halaman Asli

Agus JokoPrayitno

Mahasiswa Magister Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia

Self Regulated Learning : Cara Ampuh Optimalisasi Diri

Diperbarui: 11 November 2021   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa itu Self Regulated Learning? 

Sistem Regulasi Diri merupakan sebuah sistem yang dimiliki seorang individu untuk mengatur dirinya sedemikian rupa agar potensi yang dimilikinya bisa dioptimalkan dengan baik. 

Teori regulasi diri pada topik ini memusatkan perhatian pada individu secara pribadi untuk mengaktifkan, mengubah, dan mempertahankan praktik belajar mereka dalam konteks tertentu. Menurut pandangan ini, bahkan siswa yang “berkemampuan” tinggi pun seringkali tidak mencapai prestasi secara optimal karena kegagalan mereka dalam menggunakan atau mengontrol proses pembelajaran kognitif, afektif, dan motorik yang spesifik secara kontekstual.  

Teori belajar mandiri melihat siswa sebagai peserta metakognitif, motivasi, dan perilaku aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Secara metakognitif, pembelajar mandiri adalah orang-orang yang merencanakan, mengatur, menginstruksikan diri, memantau diri sendiri, dan mengevaluasi diri pada berbagai tahap selama proses pembelajaran.  Secara motivasi, pembelajar mandiri memandang diri mereka sebagai seseorang yang kompeten dan mandiri.  Secara perilaku, pembelajar mandiri akan memilih, menyusun, dan menciptakan lingkungan yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran mereka.

Menurut pandangan ini, pembelajar yang efektif akan menyadari hubungan fungsional antara pola pemikiran, tindakan, hasil sosial, serta lingkungan.  


Pengaruh Mental pada Kesuksesan Pembelajaran Mandiri 

Pembelajaran Mandiri berkaitan erat dengan Model Pembelajaran Generatif. Dalam model ini, individu membentuk sendiri pengetahuannya melalui pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Jika seorang individu memiliki kemauan dan inisiatif untuk menerapkan model pembelajaran ini, maka ia akan lebih memantau dirinya dengan baik, sehingga apa yang ia lihat tentang dirinya (potensi, kelemahan, kelebihan),  akurat dengan yang sebenarnya. 

Kemauan dan inisiatif ini merupakan indikator yang baik bagi individu untuk melihat potensi mereka dalam memahami cara penyelesaian masalah. Agar kemauan dan inisiatif ini dapat berfungsi dengan baik, maka individu tersebut harus benar-benar terlibat dalam proses pembelajaran, serta memiliki motif dan tujuan yang jelas atas proses yang dilakukannya. Contohnya, seorang individu ingin mencari tahu dari mana suatu rumus berasal. Maka ia harus mengeksekusi keinginan tersebut dengan menelusuri dan mengamati secara mandiri, serta berfokus pada tujuan mengetahui asal mula rumus tersebut. 

Mengapa kemauan dan inisiatif ini penting? Ketika seorang individu memiliki kemauan dan inisiatif untuk belajar secara mandiri, maka ia akan semakin memantau dan mengatur dirinya dengan baik. Semakin akurat hasil pemantauan dirinya, maka ia akan tahu apa yang harus ia pelajari. Ketika ia tau apa yang harus dipelajari, maka ia akan tahu usaha apa yang harus dilakukannya.

Apa yang Menghambat Proses Regulasi Diri?

Proses regulasi diri ini dapat terhambat oleh kondisi tertentu. Kondisi spesifik yang dapat mengganggu kontrol kehendak individu selama pembelajaran adalah adanya kecenderungan tindakan bersaing, tekanan teman sebaya, dan tingkat orientasi “keadaan” (versus tindakannya). Hal tersebut menunjukkan pentingnya kemauan dan inisiatif yang besar pada diri untuk dapat melakukan pembelajaran mandiri, juga memiliki sistem regulasi diri yang baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline