Lihat ke Halaman Asli

Agus Setiyanto

Wiraswasta

Perempuan Menjadi Tulang Punggung Keluarga

Diperbarui: 10 April 2021   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mencari nafkah biasanya adalah tugas laki-laki, lalu bagaimana ketika seorang perempuan menjadi tulang punggung keluarga, mau tidak mau, dia mesti turun tangan, karena tak mungkin juga mengandalkan orang lain apalagi meminta-minta, mau ditaruh di mana harga diri? Selagi pikiran dan tenaga masih bisa diandalkan, pantang kita mengharapkan belas kasih orang.

Pemandangan hal tersebut adalah salah satu potret dalam kehidupan manusia. Di mana-mana, di belahan bumi mana pun bisa kita jumpai hal tersebut. Salut untuk perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Mudah-mudahan diringankan beban yang dipikulkan di pundaknya atau diberi kelancaran rezeki selalu.

Perlu diapresiasi hal demikian, memang ada pekerjaan, yang lazim dikerjakan oleh laki-laki, namun jika perempuan terpaksa, mesti membanting tulang, setidaknya diberi kesempatan. Inilah Hakikat kesamaan gender antara perempuan dan laki-laki. Biasanya hasil kerja perempuan lebih rapi dan teliti dibanding laki-laki, seperti para pekerja di banyak pabrik yang didominasi oleh perempuan.  Namun dalam hubungan keluarga, tetap laki-laki yang memegang peranan lebih, sebagai kepala rumah tangga. Bukankah pembagian harta waris, wanita mendapat separuh dari laki-laki? Atau dalam kasus yang lain.  

Baik perempuan ataupun laki-laki, masing-masing memahami kodratnya dalam fungsi, di lingkungan pekerjaan, di rumah dan ruang interaksi sosial lainnya.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline