Lihat ke Halaman Asli

Agus Puguh Santosa

Guru Bahasa Indonesia

Berharap Corona Tak Datang Lagi di Ramadan Selanjutnya

Diperbarui: 26 April 2020   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Designed by Freepik

Ramadan Berbeda di Tahun 2020

 Ramadan tahun ini mungkin adalah satu-satunya Ramadan yang dialami anak milenial dalam situasi yang "berbeda".  Biasanya awal bulan Ramadan selalu ditandai dengan suasana istimewa salat tarawih berjamaah di setiap masjid, surau, maupun langgar yang ada di seluruh penjuru negeri. Khusus di tahun 2020 ini, pemandangan yang sarat makna dan tradisi itu tak mudah kita jumpai.

Sejak awal Maret 2020, Presiden Joko Widodo -- didampingi Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto, mengumumkan kasus pertama positif corona di Indonesia. Publik terhentak. Sebagian masyarakat mulai panik. Alhasil, fenomena borong-memborong pun terjadi. Salah satu benda yang langsung ludes di pasaran adalah masker, yang entah bagaimana ceritanya menjadi barang langka dan harganya mulai membumbung tinggi di pasaran.

Saya pribadi kala itu pernah mencoba berkelana dari satu toko obat ke toko obat yang lain, dari satu apotek ke apotek berikutnya, demi mendapatkan masker untuk persediaan keluarga. Namun hasil pencarian saya nihil belaka. Di setiap toko obat atau apotek yang saya sambangi, jawaban yang saya terima selalu sama, "Stok masker kami habis!"

Hari berganti hari, demikian juga minggu demi minggu berlalu. Sampai dengan akhir Maret 2020, jumlah kasus positif corona di Provinsi Kalimantan Selatan baru 5 orang. Meski begitu, aktivitas borong-memborong yang dilakukan masyarakat masih berlanjut di Kota Banjarmasin. Kini, cairan desinfektan dan hand sanitizer mendapat gilirannya menjadi "barang langka" dan sulit dicari di lapangan. Kalau pun ada, jumlahnya terbatas dan harganya sudah menjadi berlipat ganda!

Selasa, 31 Maret 2020, Pemerintah Kota Banjarmasin mengumumkan Banjarmasin sebagai zona merah akibat adanya transmisi lokal penularan covid-19, dan kegiatan borong-memborong pun terus berlanjut. Apakah hal ini terjadi secara kebetulan karena esok adalah tanggal 1 April 2020, atau memang terjadi pasca pengumuman tersebut? Yang pasti, di beberapa gerai toko yang saya kunjungi, tampak beberapa pengunjung berbelanja dalam jumlah yang banyak. 

Biasanya aktivitas borong-memborong yang demikian lazim terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Tentu pertimbangannya simpel dan sederhana saja; agar selama perayaan hari istimewa tersebut, orang tidak lagi direpotkan oleh kegiatan belanja aneka kebutuhan.

"Lain ladang, lain belalang. Lain lubuk lain ikannya. Lain dahulu, lain sekarang. Lain cerita karena corona." Mungkin ungkapan peribahasa yang dimodifikasi bebas sedemikian rupa dan dialihrupakan menjadi pantun tersebut bisa mengungkapkan alasannya.

Ramadan di Tengah Pandemi Corona

Tentu tidak mudah menjelaskan fenomena bagaimana asal muasal perkembangan virus jahat ini hingga kemudian bisa bercokol di Indonesia. Sejak diumumkan ke publik di awal Maret 2020 lalu, hijrah virus corona dari satu kota ke kota lainnya; yang disusul perpindahan antar provinsi, berlangsung begitu cepat dan masif.

Mobilitas manusia antar kota maupun antar provinsi, yang sebelumnya didahului oleh kasus impor dari negara-negara pandemi di luar Indonesia, menjadi "alat transportasi" yang sangat menentukan persebaran virus ini ke seluruh pelosok negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline