Lihat ke Halaman Asli

I Gusti Agung Sri Wirananda

Freelancer, Pemerhati Sosial, Musisi.

Sumpah Pemuda: Resolusi Indah nan Puitis atau Sekadar Janji Manis?

Diperbarui: 28 Oktober 2021   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Berikan aku 1000 orang tua, maka akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia"

Mungkin kutipan dari Ir. Soekarno tersebut dapat mendeskripsikan betapa kuatnya tekad dan semangat para pemuda yang memiliki potensi untuk membebaskan jutaan beban yang dipikul oleh bangsanya. 

Lahir dimasa kolonialisme yang selama berabad-abad kokoh berdiri, para pemuda di masa lalu harus menerima kenyataan bahwa selama ini mereka tertindas di tanah kelahirannya sendiri.

Tetapi, bukan pemuda namanya jika kehabisan harapan, penindasan yang terus menerus terjadi menjadi sebuah stimulus untuk berkontemplasi menyusun sebuah gagasan. 

Hal tersebut juga didukung ketika politik etis atau politik balas budi diterapkan, pemuda-pemuda elit yang mendapatkan kesempatan untuk belajar, kelak membawa berbagai pengetahuan politik barat mengenai kebebasan dan demokrasi sebagai asupan pelengkap alat perjuangan. 

Berbagai pengetahuan tersebut telah mendorong mereka untuk menyerukan gema persatuan yang dapat terlihat dari terbentuknya berbagai organisasi dan perserikatan. 

Setelah perjalanan perjuangan yang panjang, akhirnya para pemuda dari beragam organisasi dan perserikatan diberbagai belahan bumi nusantara memutuskan bersatu untuk menuangkan semua ide dan gagasan mereka dalam rangka membangun bangsanya dari keterpurukan akibat kesengsaraan penindasan. 

Tanggal 28 Oktober 1928 menjadi titik tumpu digaungkannya "Sumpah Pemuda" oleh berbagai pemuda bangsa yang terdiri dari beragam latar belakang sosial, kedaerahan, suku, dan agama. 

Rumusan sumpah pemuda berasal dari tulisan resolusi indah nan puitis, buah pemikiran Muhammad Yamin yang kemudian disepakati menjadi sebuah ikrar persatuan berisikan tiga baris pengakuan pemuda Indonesia, yakni :

Pertama, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia

Kedua, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline