Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Megawati Isyaratkan Regenerasi Ketum PDIP, Jokowi Berpeluang

Diperbarui: 25 Maret 2021   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puan Maharani, Jokowi, Megawati, dan Tjahjo Kumolo sebelum pembukaan Rakernas PDIP 2014 (Tribun Jateng/ Wahyu Sulistiawan).

Megawati (cnn.com, 24/3/2021):

"Ada pertanyaan kalau suatu saat ibu harus digantikan? Ya Monggo wae. Tapi PDIP-nya awas lho. Sepanjang ada republik ini PDIP harus tetap ada sebagai salah satu partai andalan di republik ini."

Dalam acara peluncuran buku Merawat Pertiwi secara virtual (24/3), Ketua Umum PDIP membicarakan beberapa isu aktual. Namun demikian soal regenerasi PDIP yang terlontar dalam kesempatan itu adalah sesuatu yang baru. Baru dalam arti belum ada yang membahasnya sekarang-sekarang ini.

Wacana politik yang menghangat belakangan adalah tentang kudeta Demokrat dan presiden 3 periode. Mega komentar balik juga tentang isu yang terakhir, sementara soal Demokrat tidak disentuh.

Ada 3 poin penting terkait kepemimpinan dan regenerasi PDIP yang disampaikan Mega kemarin, yaitu:

  • ketum partai tanpa politik uang;
  • regenerasi kepemimpinan;
  • peringatan kepada internal.

Soal ongkos jadi ketum partai Mega mengatakan bahwa dirinya tidak mengeluarkan ongkos untuk jabatan tersebut. Baik pengurus di pusat atau cabang tidak mendapatkan apapun dalam bentuk materi. Dengan demikian berarti merekalah yang harus ikut menanggung biaya operasional kelangsungan organisasi partai.

Isu politik uang dalam pemilihan ketua parpol di Indonesia memang tak asing lagi. Dalam soal ini Mega seolah ingin menunjukkan kebanggaan bahwa dirinya menduduki posisi puncak tanpa harus menyuap.

Megawati saat menjadi pembicara dalam acara peluncuran buku

Regenerasi ketum parpol

Yang perlu menjadi bahan perhatian adalah lontaran Mega terkait regenerasi di PDIP. Wacana ini tentu relevan dengan kisruh yang terjadi di tubuh Demokrat sehingga tak perlu menunjuk hidung secara langsung. Tak hanya Demokrat tentu, selain Nasdem dan Gerindra --saat ini-- rata-rata parpol mengalami persoalan serius saat berbicara soal regenerasi. Di sinilah letak kecerdasan politik putri Bung Karno itu.

Regenerasi Demokrat menjadi salah satu aspek yang paling disorot dalam peristiwa KLB Deli Serdang yang dibahasakan pula sebagai kudeta. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpuasan beberapa kader senior atas kepemimpinan AHY dalam menakhodai Demokrat. Putra mantan presiden tersebut dianggap belum cakap karena pengalaman politik dan organisasi partai yang belum matang. Permasalahan kemudian berlanjut pada soal AD/ ART yang merupakan dasar legitimasi sah tidaknya kepengurusan.

Mega hingga saat ini masih betah memimpin PDIP. Bagi kader juga hal itu tidak dipermasalahkan karena di bawah Mega stabilitas internal sangat solid.

Status ketua yang disandang Mega sudah cukup lama. Dan terlama. Jika menghitung kepemimpinan sejak era PDIP berdiri tahun 1999 maka itu berarti sudah 22 tahun. Setara dengan masa jabatan kepresidenan bapaknya. Akan tetapi jika dihitung dari mulai penetapan sebagai Ketum PDI tahun 1993 berarti Mega sudah menjabat selama 28 tahun. Dengan masa kepemimpinan periode sekarang yang akan berakhir 2024 maka kekuasaan Mega --di partainya-- berarti sudah menyamai masa jabatan presiden Soeharto yang hampir sepertiga abad itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline