Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Transformative Human Development Coach | Penulis 3 Buku

Thinking Introvert vs Thinking Ekstrovert: Mana yang Lebih Mudah Ditangani Saat Depresi?

Diperbarui: 24 Juli 2024   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesejahteraan mental tak hanya tentang genetik, tapi juga bagaimana kita merespons & mengatasi hidup. | Image: pressbooks.online.ucf.edu

"Tidak peduli apa pun kecenderungan genetik kita, kekuatan untuk mengubah cara kita menghadapi tantangan ada di tangan kita. Dengan dukungan yang tepat dan pendekatan holistik, kita bisa mengatasi depresi dan mencapai kesejahteraan yang sejati."

Dalam konsep STIFIn, potensi genetik mencakup kecerdasan dominan yang dimiliki seseorang. Baik itu Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, atau Instinct. Kecerdasan dominan ini ditentukan secara genetik dan mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, antara thinking introvert dan thinking ekstrovert, mana yang lebih mudah penanganannya jika mengalami depresi?

Pemahaman Tentang Thinking Introvert dan Thinking Ekstrovert

Thinking Introvert adalah individu yang cenderung berpikir mendalam, reflektif, dan sering kali lebih suka bekerja sendiri. Mereka menganalisis situasi secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan dan cenderung membutuhkan waktu untuk diri sendiri agar dapat memproses informasi.

Thinking Ekstrovert, di sisi lain, lebih suka berpikir dengan berdiskusi bersama orang lain, berinteraksi sosial, dan sering kali mengambil keputusan lebih cepat. Mereka mendapatkan energi dari interaksi sosial dan cenderung lebih ekspresif dalam menyampaikan ide-ide mereka.

Penanganan Depresi: Faktor Genetik dan Lingkungan

Depresi adalah kondisi mental yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk genetik dan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap depresi.

Namun, faktor lingkungan seperti dukungan sosial, pengalaman hidup, dan mekanisme koping juga memainkan peran penting dalam perkembangan dan penanganan depresi.

Penanganan Depresi pada Thinking Introvert

Orang dengan kecerdasan thinking introvert cenderung lebih mudah terperangkap dalam pikiran negatif dan merenungkan masalah mereka secara mendalam. Selintas mereka bisa terkesan baperan. Akibatnya, mereka mungkin lebih rentan terhadap perasaan kesepian dan isolasi, terutama jika mereka tidak memiliki dukungan sosial yang kuat.

Meskipun demikian, mereka juga memiliki kekuatan dalam refleksi diri dan analisis mendalam, yang dapat membantu mereka memahami akar penyebab depresi dan mencari solusi yang tepat. Tak jarang dan tak heran, solusinya bisa lebih brilian karena analisisnya dilakukan secara mendalam.

Strategi Penanganan:
1. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT). MIni membantu mereka mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.
2. Jurnal harian. Menggunakan tulisan untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran.
3. Latihan mindfulness. Meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi stres.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline