Lihat ke Halaman Asli

Naik Terang Bulan

Diperbarui: 23 Februari 2024   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Naik Terang Bulan

Di atas kuda-kudaan kayu,
Berputar mengikuti alunan lagu,
Terbang tinggi menembus awan,
Bersama terang bulan yang bersinar terang.

Cahaya bulan bagai permadani,
Membentang luas di atas langit malam,
Bintang-bintang berkelap-kelip bagai permata,
Menemani perjalanan yang penuh pesona.

Angin sepoi-sepoi membelai wajah,
Membawa aroma bunga yang harum,
Suara tawa anak-anak bergema di taman,
Menciptakan suasana yang menyenangkan.

Tertawa dan bernyanyi bersama,
Menikmati setiap detik yang berharga,
Lupakan semua beban dan kesedihan,
Hanya ada kebahagiaan di malam yang indah.

Naik terang bulan, membawa kenangan,
Masa kecil yang penuh keceriaan,
Saat dunia terasa begitu indah,
Dan segala sesuatu tampak mungkin.

Meskipun kini telah dewasa,
Kenangan indah itu takkan terlupa,
Naik terang bulan, simbol kebahagiaan,
Yang selalu membawa senyuman di wajah.

Terima kasih, terang bulan,
Telah memberikan malam yang indah,
Penuh dengan tawa dan keceriaan,
Kenangan yang takkan terlupakan.

Naiklah terang bulan di malam yang sunyi,
Menghadirkan kedamaian dalam gelapnya ruang.
Sinarmu membelah awan-awan gelap,
Menyinari langkah-langkah yang merayap.

Di tepian jendela, kau menatap langit,
Menyaksikan keindahan ciptaan yang maha agung.
Bulan, sebagai saksi setia perjalanan malam,
Menyaksikan rahasia-rahasia yang terpendam.

Di bawah sinarmu, bunga-bunga mekar,
Menghiasi malam dengan aroma yang menggoda.
Dan di antara pepohonan yang berbisik,
Dengarlah nyanyian malam yang merdu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline