Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Karena Tidak Sempurna, Maka Kita Perlu Menikah

Diperbarui: 19 November 2019   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Suatu hari saya pernah dititipi pesan, seorang teman minta dicarikan kenalan. Teman perempuan masih lajang, usianya (sekira) menjelang 40 tahun-an.  Teman ini memiliki perawakan mungil, tetapi parasnya lumayan manis.  "Duda nggak apa-apa, yang penting saya tidak merebut suami orang" ujarnya.

Atas alasan ingin membantu beribadah (menikah kan ibadah ya), saya tidak keberatan menunaikan pesan tersebut. Sampai rumah, pesan saya teruskan ke istri. Siapa tahu, istri bisa membantu atau punya kenalan atau teman yang sedang mencari calon istri.

Tak berselang lama, hasil dari bincang-bincang dengan istri kemudian diteruskan ke kakak ipar. Kami mendapatkan satu nama, seorang duda dengan dua anak (istri meninggal dua tahunan) usia 45 tahun. Si Pria sedang mencari istri, rasanya cukup menduda sekian lama.

Maka ketika bertemu teman perempuan, sekilas informasi tentang  lelaki hendak dikenalkan saya sampaikan. Bahwa si Bapak adalah pemilik bengkel motor cukup maju, terbukti mempunyai beberapa pekerja. Masalah keseriusan jangan ditanya, ayah rendah hati ini sedang mencari istri.

Di tengah obrolan saya melihat dengan jelas, bagaimana perubahan garis wajah teman perempuan ini. Hanya dalam hitungan menit, air muka yang tadinya bersemangat berubah menjadi kurang antusias. Setelah sekira cukup memberi informasi, saya berusaha meyakinkan, bahwa laki-laki ini (yang saya kenalkan) cocok sebagai suami. "Hmmm, ntar gue pikir-pikir dulu ya" balasnya ragu-ragu.

Saya sendiri, pastinya tidak sembarangan mencarikan kenalan. Sengaja melibatkan istri (kemudian diteruskan ke kakak ipar), agar ada yang diajak berdiskusi dan diminta sumbang saran.

Pertimbangan yang cukup menguatkan, duda sekaligus ayah berarti pengalaman dalam berumah tangga sudah terbukti. Bercerai karena meninggal, bahkan hingga dua tahun selepas kepergian istri belum menikah artinya (bisa dikategorikan) type lelaki setia.

dokpri

-----

Seminggu, dua minggu, sebulan berlalu, sejak terdengar jawaban "Hmmm, ntar gue pikir-pikir dulu ya" rupanya tak ada perkembangan. Sayapun juga enggan menanyakan kelanjutannya, kawatir menyinggung perasaan. Dari sikap ditunjukkan saya membaca gelagat, teman perempuan tidak ingin menindaklanjuti nama saya sampaikan. Apa alasan dibalik keengganan, (kala itu) saya juga tidak paham karena tidak diberitahu.

Sebagai orang yang diminta tolong, setidaknya saya sudah menunaikan kesanggupan. Dan saya juga merasa tidak mempunyai beban, karena toh masih pada tahapan sangat awal (belum ada pertemuan dua pihak). Kepada teman perempuan, atau kepada bapak pemilik bengkel, posisi saya masih relatif netral.

Menillik dari mandegnya perkembangan, setidaknya saya punya kesimpulan. Mengapa sampai usia paruh baya, teman perempuan belum juga menikah. Dan sejak saat itu, teman perempuan tidak pernah minta dicarikan kenalan lagi (melalui saya).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline