Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Senja Memanggil, Menyambut Takjil Berkawan Kail

Diperbarui: 20 Mei 2019   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi-dokpri

Senja yang damai, sejauh mata memandang tampak pemandangan hijau pepohonan dan hamparan air tak beriak, mengalirkan ketenangan di rongga dada. Puasa hari ke empat belas, bukan kali pertama saya menjejakkan kaki di Danau Situ Gintung, Ciputat, selama Bulan Ramadan.

Seminggu lalu, saya mengajak serta anak dan istri, piknik tipis-tipis di danau yang pernah jebol pada tahun 2009, bertemu dengan anak-anak muda yang giat bersih bersih Situ.

Baca : Senja Ramadan yang Berfaedah, di Pinggiran Danau Situ Gintung Ciputat 

Seperti sore lainnya di bulan Ramadan, hari libur di minggu sore di Situ Gintung, banyak lelaki dewasa datang dengan kail di tangan. Sebagian datang secara berkelompok, kalau diamati dari air muka dan garis di wajahnya, Saya menaksir mereka berusia pertengahan dua puluhan.

Ada juga para ayah (sekira sepantaran dengan saya atau usia di atas saya), datang bersama istri dan anak-anak (sore ini saya datang sendiri). Tampak sikap dan bahasa tubuh si ayah yang hangat, duh, saya mengidolakan banget, kepala keluarga yang dekat anak dan istri.

-----

sauasana sore di Situ Gintung -dokpri

Memancing memang hobi mengasyikkan, saya yang bukan mancing mania, bisa merasakan kenyamanan berada di pinggir danau yang tenang. Para penghobi mengakui, selain untuk mendapatkan ikan, kegiatan memancing juga dimanfaatkan untuk melepas penat dan stress dari rutinas.

Memancing adalah sarana manjur untuk mengistirahatkan pikiran, setelah lima atau enam hari diforsir untuk aneka urusan pekerjaan. Ada juga yang menjadikan memancing, sebagai sarana rekreasi, para ayah bisa memancing sambil mengajak anak-anak.

Memancing di SItu Gintung-dokpri

Seperti sore itu, tampak Abdillah (55 tahun), ayah empat anak, mengajak dua anak masih kecil mancing di tepian Situ Gintung. "Ini mancing, nunggu buka puasa, sambil ngangon anak" ujarnya dengan logat betawi.

Wiraswasta ini, sengaja mengajak anak ketiga Reza (8 tahun) sudah puasa sehari penuh dan anak keempat, Selfa (3 tahun) yang baru ikut-ikutan puasa sekuatnya, Sedang anak sulung sudah kuliah di UMJ, sementara anak kedua di bangku SMA---jarak anak ke dua dan ketiga cukup jauh.

Abdillah mengajak dua anaknya sambul memancing-dokpri

Mancing termasuk hobinya, dulu sebelum tanggul danau ambrol, aneka rupa ikan bisa didapatkan di Situ Gintung (ikan kakap, ikan mas, lele, bawal, gurame dsb). Setelah di renovasi, kebersihan Situ kurang terjaga (memang banyak sampah di seputaran danau) , kini ikan jauh berkurang.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline