Lihat ke Halaman Asli

Agnes Abigail

Mahasiswi di Universitas Bina Nusantara

Generasi Z, Pembasmi Hoaks

Diperbarui: 5 Februari 2023   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z merupakan generasi setelah generasi milenial, yang lahir dari tahun 1996 sampai dengan 2012. Generasi Z memiliki julukan generasi internet dikarenakan sebagian besar generasi  Z dapat mengakses dan menggunakan internet. Dengan adanya internet, generasi Z dapat bebas mengakses berbagai macam informasi. Meskipun begitu, sebuah studi yang dilakukan oleh Newsguard mengungkapkan bahwa hampir 20% informasi yang muncul di media sosial merupakan informasi yang salah atau hoaks. Contoh sosial media tersebut adalah Tiktok, Twitter, Facebook, Instagram, dan masih banyak lagi.

Hoaks harus dibasmi karena dapat menyebabkan dampak yang berbahaya dan merugikan jika dibiarkan begitu saja. Dengan adanya hoaks, masyarakat menjadi resah dan panik. Dari rasa resah dan panik tersebut mereka dapat melakukan tindakan berbahaya yang mereka percaya dapat menguntungkan. 

Sebagai contoh, banyak masyarakat yang menolak untuk divaksin setelah membaca sebuah artikel hoaks karena mereka percaya bahwa vaksin itu berbahaya sehingga mereka lebih memilih metode yang tidak aman untuk menghadapi covid-19. Tidak hanya itu, hoaks juga dapat menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat. Salah satu contohnya adalah ketika adanya hoaks yang mengandung isu sara, dari hoaks itu sendiri dapat memicu perpecahan di antara masyarakat.

Generasi Z dinilai dapat membasmi hoaks karena sikap mereka yang cenderung lebih kritis dalam menanggapi berita hoaks. Hal tersebut dapat terjadi karena generasi Z sudah akrab dengan teknologi sejak kecil sehingga lebih peka ketika melihat adanya berita hoaks. 

Cara paling ampuh untuk membedakan berita hoaks dan berita yang kredibel adalah dengan melakukan pengecekan informasi dari sumber yang terpercaya. Tidak hanya itu, berita hoaks juga memiliki judul yang tidak jelas dan provokatif. Dalam berita hoaks, alur berita condong ke satu pihak dan memiliki bias terhadap pihak tersebut. Dari metode ini, generasi Z dapat menyaring berita hoaks dengan baik. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi Z dapat berkontribusi dengan cara melaporkan berita hoaks yang yang beredar dan menyebarkan kesadaran tentang berita hoaks.

Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjadi masyarakat yang bijak dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Sebagai Generasi Z, Kita juga harus sadar akan pentingnya teknologi tersebut dan memanfaatkannya secara baik sehingga dapat membawa dampak yang positif untuk kita dan juga untuk sesama demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Dengan itu, dapat disimpulkan bahwa internet dapat membawa pengaruh positif dan juga negatif tergantung dengan cara penggunaannya. Sebagai pengguna internet, kita harus lebih jeli dan teliti dalam memilah informasi yang tersebar dan tidak berkontribusi dalam menyebarkan informasi yang salah atau hoax. Terlebih lagi dengan kita sebagai generasi Z, yang sudah kenal dengan teknologi sejak kita kecil, dapat lebih mahir membedakan informasi hoaks. Oleh sebab itu, marilah kita bersama memberantas berita hoaks agar mencegah terjadinya hal yang buruk.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline