Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Inkubasi Politik AHY

Diperbarui: 13 Maret 2020   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) | Sumber gambar : www.cnnindonesia.com

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah sosok yang tergolong masih "hijau" dalam percaturan politik tanah air. Bahkan bisa dibilang pengalaman politiknya masih kalah jauh jika dibandingkan dengan adiknya Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY). Meskipun begitu, AHY sepertinya lebih dikedepankan dibandingkan kader Partai Demokrat (PD) manapun yang saat ini aktif untuk menjadi simbol "baru" partai berlogo mercy itu.

AHY yang berlatar belakang militer dan "awam" dalam dunia politik sudah pernah dimajukan sebagai kandidat Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 lalu. Biarpun akhirnya kalah dalam kontestasi pemilihan gubernur (pilgub), popularitas AHY perlahan mulai menyeruak. Diyakini oleh banyak pihak bahwa AHY akan menjadi figur pemimpin bangsa di masa depan.

Pandangan skeptis dan keraguan terhadap pribadi AHY mungkin masih ada didalam benak beberapa kalangan. Seorang "new comer" seperti AHY tiba-tiba tampil dalam barisan depan percaturan politik tentu cukup mengejutkan. Biarpun sebenarnya hal itu juga bisa dibilang wajar mengingat popularitas tinggi yang dimiliki oleh ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

AHY pada dasarnya memiliki bakat alami sebagai seorang politisi yang dengan begitu percaya diri menyapa dan menyambangi para rival politiknya. AHY hanya butuh waktu lebih untuk menginkubasi dirinya yang terlahir "prematur" dalam merintis karir sebagai seorang politisi. Kongres Partai Demokrat yang rencananya akan dilangsungkan pada 14-16 Maret 2020 ini mungkin akan menjadi upaya menginkubasi kader "terbaik" PD yang sedang berupaya keras mengembalikan kejayaannya kembali.

Sosok AHY bersama Ibas disebut-sebut sebagai kandiadt terkuat menggantikan posisi Ketua Umum partai menggantikan presiden ke-6 Republik Indonesia, SBY. Lebih lanjut mayoritas dari kader partai dengan tegas menyatakan bahwa mereka mengusung putra sulung pasangan SBY -- (Almarhumah) Ani Yudhoyono ini sebagai pemimpin yang mampu membawa kejayaan bagi partai dimasa depan. Biarpun masih beberapa tahun menggeluti politik, AHY seolah-olah memberikan darah segar bagi partai yang sempat sekarat akibat berondongan kasus korupsi yang menyerangnya beberapa waktu lalu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa AHY memang memiliki potensi besar didalam dirinya. Hal itu hanya butuh diasah seiring berjalannya waktu. Ia harus ditempa sebelum benar-benar layak mendapatkan posisi terhormat sebagaimana ayahnya dulu. Orang-orang yang berpandangan bahwa AHY akan maju menjadi kandidat presiden tahun 2024 mendatang adalah mereka yang meyakini akan adanya potensi besar itu. Untuk itu AHY harus dimatangkan dengan tugas dan tanggung jawab yang lebih rumit dan kompleks.

Setelah pencalonannya sebagai gubernur DKI Jakarta kandas, jabatan sebagai Komandan Kogasma belum cukup kuat untuk membentuk branding seorang AHY. Oleh karena itu, kongres partai dinilai sebagai kesempatan selanjutnya yang bisa membaa AHY pada tahap selanjutnya dalam proses inkubasi sebagai seorang politisi tangguh. Sudah bukan perkara baru kalau jabatan sebagai ketua umum partai memegang peranan teramat penting dalam karir seorang politisi. Jabatan itu bisa melambungkan namanya diantara deretan para politisi sennior yang telah lebih dahulu berkarir. Selain tentunya memberinya kekuatan yang cukup untuk menaikkan nilai tawar dalam peta persaingan politik mendatang.

Menyebut AHY sebagai kandidat presiden 2024 mendatang sepertinya masih belum waktunya. Apalagi mengingat tingkat elektabilitasnya yang masih kalah jauh dibandingkan Prabowo, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, hingga Tri Rismharini, atau bahkan Puan Maharani. Sehingga masih ada cukup banyak "lapisan" yang mesti ia tembus sebelum menjadi figur paling populer di mata publik.

Dengan menjadi Ketua Umum Parta Demokrat, siapapun presidennya pada tahun 2024 mendatang akan menjadi kesempatan berharga bagi AHY untuk mendapatkan posisi strategis yang berguna untuk periode inkubasi selanjutnya. Apabila mampi melakukan lobi politik yang mumpuni, bukan mustahil AHY mendapatkan posisi menteri atau jabatan lain dengan nilai tawar kedua umum partai.

Kita bisa melihat beberapa ketua umum partai politik menduduki posisi strategis di pemerintahan. Muhaimin Iskandar pernah menjadi meneteri di era SBY ketika ia menduduki posisi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Selain itu ada juga Hatta Rajasa, Aburizal Bakrie, dan lain sebagainya. Daya tawar seorang ketua umum partai pasti memberikan nilai tambah tersendiri.

Namun AHY harus belajar dari kasus beberapa ketua umum partai yang juga rawan terjerat kasus korupsi. Paling tidak ia bisa melihatnya langsung dalam sejarah perjalanan Partai Demokrat dimana eks ketua umumnya yaitu Anas Urbaningrum ternyata justru menjadi pesakitan tindak pidana korupsi. Padahal kala itu Anas digadang-gadang sebagai sosok politisi berprospek cerah. Sungguh sangat disayangkan harus berakhir tragis karena godaan korupsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline