Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Menemukan "Reiwa" Indonesia?

Diperbarui: 8 April 2019   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah sebuah banga yang memiliki potensi besar akan keindahan, kedamaian, ketertiban, dan harmoni (Ilustrasi gambar : https://aws-dist.brta.in )

Era "kedamaian" akan segera berganti menjadi era "ketertiban dan harmoni", itulah tajuk utama yang beberapa waktu terakhir mengemuka di publik bangsa Jepang. Iya, masa kepemimpinan Kaisar Akihito per tanggal 1 Mei 2019 nanti akan berganti estafet kepada putranya, Naruhito.

Dalam tradisi bangsa Jepang, setiap periode kekaisaran selalu ditandai dengan sebuah nama penuh makna. Sebagaimana masa kekaisaran Akihito yang disebut dengan era "Heisei" atau kedamaian, per tanggal 1 Mei 2019 nanti era itu akan resmi digantikan dengan era "Reiwa" atau ketertiban dan harmoni. 

Sebuah tradisi yang bisa dibilang unik tetapi juga luar biasa. Seperti yang kita tahu, Jepang adalah satu dari sedikit bangsa-bangsa di dunia yang menganut sistem monarki konstitusional dimana keberadaan raja atau kaisar masih diakui sebagai salah satu elemen penting negara.

Menandai pergantian era dengan sebuah kata atau kalimat penuh makna seperti yang dilakukan bangsa Jepang mungkin sudah menjadi tradisi turun temurun dari dahulu hingga sekarang. 

Makna yang tersimpan dibalik kata-kata yang diusung sebuah era baru bisa dikatakan sebagai misi besar yang diusung oleh generasi masa itu. Kita semua tahu bahwa pada tahun 1945 bangsa Jepang luluh lantak oleh karena serangan bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki. 

Namun saat ini Jepang adalah satu dari beberapa negara dengan peringkat ekonomi terbaik di dunia. Jika membandingkan dengan Indonesia, pada tahun 1945 justru kita tengah menikmati euforia kemerdekaan. Sebuah kondisi yang sangat bertolak belakang dengan apa yang dialami oleh bangsa Jepang.

Meskipun demikian, bertahun-tahun berselang ternyata kondisi yang dialami oleh dua bangsa ini juga masih bertolak belakang. Dalam artian Jepang begitu pesat perkembangannya, sedangkan Indonesia hanya berjalan pelan.

Orde lama, orde baru, dan reformasi mungkin adalah era yang dilalui bangsa kita. Dari setiap era itu hampir selalu menyelipkan cerita pergantian kekuasaan yang tidak bisa dibilang mulus. Pergantian dari order lama ke orde baru terselit cerita supersemar yang masih menjadi misteri serta kontroversi hingga saat ini. 

Periode order baru ke reformasi pun ditandai dengan badai krisis moneter yang luar biasa. Mahasiswa turun ke jalan, gedung wakil rakyat dikuasai, penjarahan merajalela, dan chaos terjadi dimana-mana. 

Presiden Soeharto lengser keprabon digantikan wakilnya waktu itu, B.J. Habibie. Pasca reformasi yang sudah melewatkan lima kepemimpinan presiden sejak masa pemerintahan B.J. Habibie, Megawati Soekarno Putri, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga sekarang Joko Widodo (Jokowi). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline