Lihat ke Halaman Asli

Padamu Ibu

Diperbarui: 22 April 2021   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ruang sepiku

Menjadi-jadi nirwana dewi

Satu dan selamanya dewi abadiku

Ibu

Mendengar tetes yang lirih

Memeluk jantung dan hati sepiaku

Biar sekali kurasa bergetar gelombang mati

Sejak waktu masih kecil lugu

Cinta dalam hidup, hidup dan matiku

Ibu, menyayangimu dalam kata yang tanpa

Mencintaimu dari kata yang paling makna

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline