Bagian Dalam Narapuspitan Library
Ruangan yang nyaman dan estetik
Gunungkidul, Yogyakarta — Siapa bilang Gunungkidul hanya tentang pantai dan tebing kapur? Kini, wilayah yang dikenal dengan lanskap alamnya yang eksotis ini resmi menghadirkan sebuah inovasi ruang publik yang akan memanjakan para pecinta buku dan penggiat literasi: Narapuspitan Library and Public Space. Perpustakaan estetik yang baru saja diluncurkan ini terletak di Dusun Karangrejek, Wonosari, dan langsung mencuri perhatian sejak hari pertama pembukaannya.
Nama “Narapuspitan” sendiri terdengar puitis, dan kenyataannya memang begitu. Perpustakaan ini bukan sekadar tempat menyimpan dan membaca buku. Ia dirancang sebagai ruang publik inklusif yang menyatukan fungsi edukatif, relaksasi, serta interaksi sosial dalam satu kompleks arsitektur yang indah dan ramah pengunjung. Dengan tiga lantai utama, area outdoor yang asri, hingga sudut-sudut estetik yang instagenic, Narapuspitan menjadi simbol baru gerakan literasi dan ruang inovatif di Yogyakarta bagian selatan.
Masyarakat sekitar bahkan menyebutnya sebagai “perpustakaan rasa kafe”, karena kenyamanan dan keindahan interiornya tak kalah dari coffee shop kekinian. Mulai dari rak-rak buku yang tertata rapi, jendela besar yang membiarkan cahaya alami masuk, hingga spot duduk lesehan maupun kursi ergonomis—semuanya didesain dengan memikirkan pengalaman membaca yang menyenangkan.
Tak hanya soal desain, koleksi buku di Narapuspitan juga mengesankan. Mulai dari literatur klasik Indonesia, buku-buku filsafat, sejarah lokal, karya sastra kontemporer, hingga buku anak-anak, semuanya tersedia dan bisa dibaca bebas. Tidak ada batasan ketat. Siapa pun, dari pelajar hingga orang tua, bisa datang dan menikmati bacaan di ruang yang sejuk dan terbuka.
“Tempat ini bukan hanya untuk baca buku, tapi juga untuk istirahat pikiran, me time, bahkan kerja tugas,” ujar Lintang, salah satu pengunjung yang datang dari Wonosari. Ia mengaku kagum karena baru kali ini menemukan perpustakaan di desa yang terasa seperti kombinasi antara taman baca, rumah seni, dan coworking space.
Narapuspitan memang merancang ruangnya agar multifungsi. Di lantai dasar, pengunjung akan menemukan area koleksi utama dan ruang duduk terbuka. Lantai dua menjadi tempat favorit anak muda untuk mengerjakan tugas atau diskusi ringan karena terdapat meja besar dan koneksi internet yang stabil. Sementara di lantai tiga, suasananya lebih hening dan cocok untuk membaca mendalam. Tak ketinggalan, area outdoor yang penuh pepohonan, rumput hijau, dan kursi-kursi taman menjadi ruang ideal untuk refleksi atau diskusi santai sambil menikmati udara segar khas pegunungan Gunungkidul.
Menariknya lagi, fasilitas di Narapuspitan jauh dari kesan seadanya. Mushola yang bersih dan wangi, toilet yang terjaga kebersihannya, hingga tempat sampah yang tersedia di banyak titik membuktikan bahwa pengelola benar-benar serius menciptakan ruang publik yang nyaman dan layak.
Perpustakaan ini buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Meskipun belum lama beroperasi, sudah banyak pengunjung yang datang, mulai dari warga lokal, pelajar, mahasiswa, hingga wisatawan yang kebetulan singgah. Apalagi, kehadiran Narapuspitan memberikan warna baru di tengah tren ruang baca estetik yang selama ini lebih banyak terpusat di Kota Yogyakarta.