Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Kekalahan Kedua Indonesia dari Malaysia

Diperbarui: 7 September 2019   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

timnas indonesia melawan timnas malaysia sumber: kompas.com

September sepertinya bukan bulan yang penuh "hoki" untuk Indonesia. Sebab, pada bulan ini, Indonesia terpaksa menelan "2 kali" kekalahan dari Malaysia.

Kekalahan yang pertama terjadi ketika tim nasional (timnas) Indonesia menjamu timnas Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada hari kamis kemarin.

Dalam laga itu, Skuad Garuda sebetulnya bermain cukup solid dan agresif. Buktinya, pada babak pertama, Indonesia unggul 2-1 berkat gol yang dicetak Alberto Goncalves.

Para suporter tentu berharap keunggulan tadi dapat terus dipertahankan pada babak kedua. Sayangnya, harapan itu sempat redup setelah timnas Malaysia berhasil menyamakan skor 2-2 di pertengahan laga.

Jelang menit ke-90, kedudukan masih sama kuat, dan sepertinya kedua tim pun siap berbagi angka.

Namun, justru pada detik-detik terakhir itulah terjadi sebuah "drama". Sebab, sebelum peluit panjang dibunyikan, timnas Malaysia sanggup mencuri gol!

Kedudukan berbalik: Malaysia 3, Indonesia 2, dan kedudukan tersebut bertahan sampai akhir laga. Dengan hasil tersebut, timnas Malaysia sukses membawa pulang 3 poin dari kandang Indonesia!

Kekalahan itu seakan melengkapi "kekalahan lain" yang dialami Indonesia dari Malaysia. Beberapa waktu lalu, Indonesia juga gagal menarik minat para investor yang ingin memindahkan pabriknya ke luar Tiongkok.  

Semua itu bermula ketika beberapa bulan lalu, sejumlah perusahaan di Tiongkok memutuskan merelokasi pabriknya ke negara lain. Pemindahan itu dilakukan bukan tanpa alasan.

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang berlarut-larut menjadi pemicunya. Sepertinya efek negatif yang ditimbulkan oleh perang dagang telah menjadi momok yang sangat mengerikan bagi para investor sampai-sampai mereka mesti "angkat kaki" dari negeri tirai bambu tersebut.

Investor kemudian membidik kawasan Asia Tenggara untuk merelokasi semua asetnya. Relokasi itu jelas membawa "berkah" untuk beberapa negara yang berada di wilayah asean. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline