Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kekalahan Kedua Indonesia dari Malaysia

7 September 2019   10:18 Diperbarui: 7 September 2019   10:39 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
timnas indonesia melawan timnas malaysia sumber: kompas.com

Sebab, dengan adanya relokasi tersebut, dana investasi akan mengucur deras, banyak lapangan kerja akan tersedia, dan perekonomian negara yang bersangkutan akan lebih kuat.

Sayangnya Indonesia malah gagal mengambil "kesempatan emas" tersebut. Sampai tulisan ini dibuat, belum ada satu pun dari perusahaan tadi yang berniat membuka bisnis baru di tanah air.

Perusahaan tadi lebih tertarik berinvestasi di negara tetangga, seperti Vietnam, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Lagi-lagi Indonesia mesti menerima "kenyataan pahit" karena kalah bersaing dengan negara lain, terutama Malaysia.

Kabar itu sontak membikin Presiden Jokowi kecewa. Kekecewaan tadi tentu beralasan sebab kalau dibandingkan dari luas teritori dan jumlah penduduk, Indonesia jelas lebih unggul.

Ekonomi? Indonesia adalah sebuah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Hal itu tercermin dari pertumbuhan bursa saham yang luar biasa dalam 20 tahun terakhir hingga keberadaan empat startup yang menyandang status "unicorn" dan "decacorn".

Meskipun memiliki keunggulan demikian, anehnya, belum ada satu pun investor tersebut yang melirik Indonesia sebagai lahan yang subuh untuk berinvestasi. Mereka lebih berminat "mengguyur" negara tetangga dengan dana investasi yang berlimpah.

Setelah ditelusuri sebabnya, barulah diketahui bahwa persoalan perizinanlah yang kerap menghambat niat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Birokrasi yang berbelit-belit dianggap kurang ramah terhadap investor.

Belum lagi sederet persoalan lain yang turut "menciutkan" minat investor untuk membenamkan modalnya di tanah air, seperti kualitas sumber daya manusia, pembebasan lahan, dan kepastian hukum.

Maka, jangan heran kalau para investor tersebut lebih terpincut membangun bisnis di negara-negara lain, yang dinilai lebih "ramah" dari segi birokrasi dan hukum. Investor sepertinya membutuhkan lebih banyak kepastian di tengah situasi yang  serba tidak pasti, dan hal itulah yang bisa disediakan oleh negara-negara tersebut.

Hal itu tentu menjadi "pekerjaan rumah" yang mesti diselesaikan pemerintah. Kalau ingin menarik minat investor lain, pemerintah seyogyanya mesti memperbaiki sistem dan tata kelola. Dengan demikian, kekalahan yang dialami Indonesia sekarang sifatnya hanyalah sementara, sebelum akhirnya berbalik menuai kemenangan pada kemudian hari.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun