Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Sisi Lain "Tarian Sakral" di Torch Relay Asian Games 2018

Diperbarui: 10 Agustus 2018   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tarian hanoman obong (sumber: dokumentasi komang agus setiawan)

Acara pengambilan api Asian Games 2018 di India menyisakan sebuah cerita unik. Apalagi kalau kita tahu ada "tarian sakral" yang dibawakan dalam prosesi tersebut. Sebuah tarian yang dinilai "sarat makna" dan punya "cerita magis" di dalamnya.

Tarian yang saya maksud adalah tarian Hanoman Obong. Tarian itu dibawakan oleh 20 orang pemuda, yang berasal dari Vikan Budaya Art Management. 

Sebuah manajemen seni yang sering diminta tampil membawakan berbagai kesenian di sejumlah negara seperti India, Tiongkok, Malaysia, dan Australia.

Pada tanggal 6 Agustus lalu, saya berkesempatan mewawancarai Komang Agus Setiawan, seorang penari yang terlibat dalam pertunjukkan tersebut. Kepada saya, pemuda berusia 25 tahun itu menceritakan serangkaian kisah tentang tarian Hanoman Obong yang jarang "dikuak" oleh media.

Komang menuturkan partisipasi Vikan Budaya Art Manajemen dalam Torch Relay Asian Games 2018 bermula setelah Vikan berhasil memenangkan tender dari PT Creative Idea Convex. "Pada saat itu, PT Creative menawarkan tender kepada lima sanggar tari," katanya. "Namun, setelah diseleksi, akhirnya mereka memilih Vikan sebagai pemenang karena mungkin kami lebih luwes membawakan konsep tarian."

Setelah Vikan mendapat kepercayaan itu, latihan pun dimulai. Di bawah bimbingan Anak Agung Rai Susila Panji, seorang guru tari, sebanyak 20 pemuda, termasuk Komang, berlatih membawakan tarian selama dua minggu.

Komang menuturkan masa latihan memang terbilang singkat, sebab para penarinya sudah terbiasa menampilkan tarian sejenis. Makanya, latihan hanya bertujuan "memoles" gerakan dan "mematangkan" konsep tarian.

Sarat Makna

Sebagai pemuda Bali yang kini menggeluti kesenian, Komang menyebut bahwa tarian yang ditampilkan di Stadium The Major Dhyan Chand National, India, pada tanggal 15 Juli 2018 itu mengandung makna filosofis yang dalam.

Sebab, tarian itu diinspirasi dari nukilan epik Ramayana. Sebuah epik asal India yang sudah terkenal seantero dunia. Dalam nukilan itu dikisahkan Sri Rama menitahkan Hanoman untuk pergi ke Alengka. Alengka adalah sebuah kota tempat Sita, istri dari Sri Rama, ditawan oleh Rahwana.


Atas perintah itu, berangkatlah Hanoman sendirian ke Alengka. Di sana ia berhasil menyusup masuk dan menemui Sita. Namun, saat akan pergi meninggalkan tempat itu, ia tertangkap oleh pasukan Rahwana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline