Lihat ke Halaman Asli

Alfonso

Diperbarui: 14 Juni 2018   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada zaman dahulu tersebutlah seorang lelaki bernama Alfonso, dia adalah seorang peternak sekaligus petani disuatu desa di Portugis, keseharianya berternak dan bertani membuatnya hidup cukup sejahtera bersama keluarganya, tanah yang subur ternak ternak yang berkembang biak dengan sangat baik membuat hari-hari nya dan keluarga dipenuhi dengan kesejahteraan dan sukacita, menyadari kesejahteraan dan suka cita hari-hari nya adalah berkat dari Tuhan membuat Alfonso menjadi seorang yang sangat taat dan rajin ke gereja.

Seperti biasa setiap hari minggu Alfonso dan keluarganya serta para warga desa yang lain datang ke gereja membaktikan diri dalam syukur kepada Tuhan. Ada sedikit perbedaan pada khutbah minggu ini, setelah tenggelam dalam puja puji syukur kepada Tuhan sang pengkhutbah mengabarkan berita dari para penjelajah bahwa pada bagian bumi Tuhan yang lain masih ada manusia-manusia yang belum mengenal Tuhan, mereka masih menyembah kayu dan batu atau pepohonan (animisme-dinamisme) bahkan masih memakan sesama manusia (kanibalisme).

Hati Alfonso dan semua jemaat serasa dibanting dari langit ke bumi di permukaan batu yang keras sampai hancur berkeping-keping....

Ternyata di bagian bumi yang lain ada keadaan manusia yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang mereka alami, sementara Alfonso dan warga desa nya menikmati sukacita dalam iman dan damai dalam kesejahteraan ada manusia lain yang masih menyembah batu dan pohon bahkan sampai memakan sesama manusia.

Dalam keadaan terperangah Alfonso bertanya-tanya dalam hati "Apa yang harus aku lakukan, apakah aku yang berkelimpahan berkat ini harus diam saja mengetahui hal ini...!?"

Tanpa disadari nya pertanyaan yang sama juga tergumam dalam hati masing-masing jemaat...

Bagai gayung bersambut lanjutkan khutbah sang pendeta mengabarkan jawaban gumaman pertanyaan dalam hati para jemaat, bahwa saat ini dibuka pendaftaran bagi para sukarelawan untuk melakukan ekspedisi misionaris menyebarkan ayat ayat Tuhan ke tempat yang tadi di ceritrakan dalam khutbah dan para pendeta serta para pengkhutbah juga akan berangkat kesana.

Sepulang dari gereja sepanjang jalan Alfonso memikirkan segala sesuatu persiapan yang harus dia siapkan, nampaknya sudah bulat tekadnya untuk ikut dalam Misi itu.

"inilah saatnya Aku bersyukur kepada Tuhan, inilah mometumnya aku berterima kasih atas segala nikmat yang kuterima, inilah kesempatan ku berbuat sesuatu untuk kemanusiaan, inilah bentuk perwujudan cinta ku pada Tuhan"

biarpun Alfonso harus meninggalkan keluarga yang sangat dicintai nya serta tanah air yang disayangi nya ia rela, karena kemakmuran tanah air dan kesejahteraan keluarga nya justru membuat tekadnya makin bulat karena ia ingin kesukacitan dalam iman dan damai dalam kesejahteraan bukan hanya dia yang menikmati, orang lain juga berhak mendapatkan kan hal yang sama, diam-diam rupanya Alfonso mendaulat dirinya sebagai perpanjangan tangan Tuhan menyebarkan Iman dan Sukacita bagi orang lain.

Sesampainya di rumah tanpa disadari nya istrinya ternyata memperhatikan gelagat suaminya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline