Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

TERVERIFIKASI

Biografi Sri Wintala Achmad

Makar Sengkuni

Diperbarui: 22 Maret 2018   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://wayangku.id/lakon-pewayangan-arya-sengkuni-arya-sakuni/

SERUPA blencong, matahari yang tengah memamerkan sosoknya dari balik bentangan bukit timur kembali membuka kisah baru tentang kehidupan. Kisah baru yang sesungguhnya pengulangan-pengulangan kisah lama. Berputar layaknya zin-yang. Lingkaran hitam-putih yang mengelabu hingga tak terlacak pandangan mata wadhag di mana batas keduanya. Kejahatan dan kebajikan yang dibenarkan menurut dasar kepentingan.

Matahari telah melampaui puncak pepohonan. Tanpa sepengetahuan Korawa, Sengkuni menerima kehadiran beberapa petinggi Astina -- Durna, Bisma, dan Salya -- di rumahnya yang semegah istana di bilangan Plasajenar. Sesudah kembul bujana, mereka dibawa Sengkuni memasuki salah satu ruangan di rumah itu. Mereka menduduki setiap kursi yang mengelilingi meja bundar.

"Terima kasih aku ucapkan atas kehadiran Paman Bisma, Kakang Salya, dan Kakang Durna." Sengkuni membuka pembicaraan. "Satu hal terpenting yang ingin aku sampaikan perlunya membahas ulang tentang rencana Korawa untuk menyerahkan bumi Astina pada Pandawa."

"Sengkuni!" Bisma yang selalu membalut tubuhnya dengan jubah putih itu berkata lantang. "Rencana Korawa untuk menyerahkan bumi Astina pada Pandawa telah disepakati dalam pertemuan agung. Kesepakatan itu tak hanya datang dari Ananda Drestarastra dan Cucunda Doryudana, namun juga dari kita. Kenapa kita masih ingin membahasnya lagi?"

"Kalau bumi Astina diserahkan oleh Korawa pada Pandawa, lantas bagaimana dengan kedudukan kita?"

"Pertanyaanmu salah, Adhi Sengkuni!" Salya angkat bicara. "Bukankah kau tengah mengawatirkan kedudukanmu sebagai patih yang dipastikan terguling, bila Korawa menyerahkan bumi Astina pada Pandawa?"

"Ehm.... Benar, Kakang Salya!"

"Jadi...." Durna terperangah. "Adhi Sengkuni mengundang kami ini hanya untuk mendukungmu agar tetap langgeng sebagai patih Astina?"

"Tepat, Kakang Durna."

"Kalau itu yang menjadi tujuan Adhi Sengkuni, aku tak mendukung."

"Aku juga tidak," kata Salya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline