Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

TERVERIFIKASI

Biografi Sri Wintala Achmad

Pro-Kontra Pertunjukan Wayang Purwa

Diperbarui: 6 Maret 2018   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://1.bp.blogspot.com/-N2FqbQwFivI/V_OTzmBrdCI/AAAAAAAAExs/15I196Cb2p0qu8htruoNkSu4JJQU02-mwCLcB/s1600/_DSF7722.jpg

Wayang purwa merupakan salah satu produk seni tradisi yang sampai sekarang masih digelar di depan publik. Ini layak disyukuri. Mengingat banyak seni tradisi, semisal: emprak, dadung awuk, srandul, wayang beber, wayang tengul, dan masih banyak lain mengalami 'mati suri'.

Masih menggairahkannya pergelaran wayang purwa dikarenakan selalu mengalami inovasi pada berbagai unsur yang meliputi: bentuk wayang; alur cerita; kombinasi gagrak Yogyakarta dan Surakarta; sabetan; penampilan dua atau tiga dalang dalam satu, dua, atau tiga kelir; pelibatan artis (penyanyi dan pelawak) dalam adegan limbukan atau gara-gara; pencahayaan; dan musik pengiring.

Menyoal pendapat banyak orang yang menyoal inovasi di dalam pertunjukan wayang purwa selalu mengundang kontroversi -- pro dan kontra. Pihak yang pro mengatakan, "Inovasi sangat diperlukan. Agar seni wayang purwa senantiasa hidup nut jaman kelakone (mengikuti zaman). Pihak yang kontra mengklaim, "Inovasi merusak pakem. Suatu aturan baku yang diadiluhungkan di dalam pergelaran wayang purwa."

Dalam hal ini, saya tidak bermaksud membenarkan atau menyalahkan pernyataan dari pihak yang pro atau yang kontra terhadap inovasi di dalam pertunjukan wayang purwa, melainkan sekadar menunjukkan bahwa inovasi tersebut sebenarnya telah dimulai oleh Ingkang Suwargi Ki Suparman (Sleman) dan Ingkang Suwargi Ki Hadi Sugito (Kulon Progo).

http://download-wayang-kulit.blogspot.co.id/2017/04/ki-hadi-sugito-sombo-juwing_17.html

Ki Suparman, dalang terkenal berkat sulukan-nya yang kung tersebut telah melakukan inovasi dengan menampilkan bentuk wayang terbaru, semisal: Togog Bilung, Gareng, Petruk, dan Bagong. Bahkan Ki Suparman bernyali memerkenalkan wayang motor cross yang sering dikendarai Petruk.

Sementara Ki Hadi Sugito, dalang kondang karena kecanggihannya dalam antawacana dan sense of humor-nya tersebut pula melakukan inovasi. Di mana unsur komedial yang dimaksudkan guna menjaga suasana segar sepanjang pertunjukan (baik lakon carangan maupun babad) tersebut tidak hanya melalui tokoh-tokoh punakawan atau emban, Durna, Sarja Kusuma, Durmagati, Citraksi, Sengkuni, Dursasana, Burisrawa, Pragota, Udawa, Antasena, Wisanggeni, Yamadipati, atau Narada; melainkan melalui tokoh-tokoh ksatria dan raja berkarakter halus, seperti: Setyaki, Pancawala, Kresna, Puntadewa, Baladewa dan lain-lain.

https://www.antaranews.com/foto/98910/gelar-maha-karya-ki-nartosabdo/2

Inovasi di dalam pertunjukan wayang purwa tidak hanya dilakukan oleh dua dhalang Yogyakarta tersebut, melainkan pula oleh Ingkang Suwargi Ki Narto Sabdo (Semarang), Ki Anom Suroto dan Ki Manteb Sudarsono (Surakarta), serta Ki Enthus Susmono (Tegal). Ki Narto Sabdo, seorang dalang yang senantiasa menggelar pertunjukan wayang purwanya dengan gagrak Surakarta tersebut pula melakukan inovasi. Namun sentuhan invovasi Ki Narto Sabdo sekadar pada pengenalan gending-gending dolanan karyanya sewaktu adegan limbukan atau saat para punakawan yang menyertai Arjuna atau Abimanyu dalam pengembaraan di rimba-raya itu tengah bersuka-cita.

http://poskotanews.com/2016/04/14/hut-ke-45-pepadi-pentaskan-dalang-ki-anom-suroto-di-tmii/

Inovasi pertunjukan wayang yang dilakukan Ki Anom Suroto yakni dengan melibatkan artis seperti penyanyi dan pelawak sebagai partner di dalam membangun suasana segar penuh humor pada saat adegan limbukan dan gara-gara. Di samping itu, Anom Suroto acapkali melibatkan Ki Bayu Aji Pamungkas putranya untuk memainkan sabetan perang yang sangat menakjubkan.

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Wayang_Performance.jpg

Lain Ki Anom Suroto, lain Ki Manteb Sudarsono. Dalang syetan itu telah melakukan inovasi besar-besaran di dalam pertunjukan wayang purwanya. Beberapa inovasi yang beliau lakukan, di antaranya: sabetan dan penambahan unsur pencahayaan dan sound effect saat adegan perang, gara-gara, dan adegan-adegan dramatik lainnya. Ki Manteb Sudarsono pula sering melibatkan artis pada saat adegan limbukan dan gara-gara.

Inovasi yang terkesan gila-gilaan di dalam pertunjukan wayang purwa dilakukan oleh Ki Enthus Susmono. Karena selain inovasi yang sebagaimana Manteb lakukan, Ki Enthus Susmono yang terkadang dibantu para wiyaga selalu memertontonkan sikap 'kejam' kepada tokoh-tokoh berkarakter jahat, seperti: melempar, memukuli, mencabik-cabik, dan mencacah-cacahnya di atas kotak engan senjata tajam. Hal yang terkesan sensasional, di mana Ki Enthus Susmono sering menampilkan tokoh raksasa setinggi 3 meter di hadapan para penonton.

http://thoqoynwa.blogspot.co.id/2011/08/ppap-pulogadung-bersyukur.html

Inovasi pertunjukan wayang purwa yang dilakukan oleh beberapa dalang di muka memiliki pengaruh pada beberapa dalang lainnya, semisal: Ki Seno Nugroho, Ki Edi Suwondo, Ingkang Suwargi Ki Sukoco, Ki Warseno Slank dan lain-lain. Sehingga penampilan para dalang tersebut terkesan mengikuti trend inovatif yang dilakukan oleh para dhalang pendahulunya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline