Lihat ke Halaman Asli

Abdurrofi

Penyuka Kopi dan Investasi

Ustadz Maher At-Thuwalibi Diciduk Polisi Usai Hina Habib Luthfi

Diperbarui: 5 Desember 2020   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ustadz Maher At-Thuwailibi Diciduk Polisi Usai Hina Habib Luthfi (Foto: Hops.ID/ Cesaria Hapsari)

Semua habib harus dihormati umat Islam karena mereka keturunan Nabi Muhammad dan bagian dari keluarga Rasulullah. Tapi terdapat perbedaan antara sosok dan perilaku, sosok harus dihormati tapi perilaku habib tidak sesuai Nabi Muhammad tidak perlu kita ikuti.

Umat Islam boleh tidak suka dengan perilaku kurang baik tapi tidak boleh membenci orangnya. Ustadz Maher At-Thuwailibi tidak disukai masyarakat karena ia sering menghina dan mencemooh di media sosial. Ia juga bukan keturunan Nabi Muhammad.

Perilaku Ustadz Maher At-Thuwailibi  ini menghina Habib Luthfi dengan jabatan pemimpin jamaah tarikat dan beliau sekertari jendral ulama sufi se-Dunia, dan beliau juga Dewan Pertimbangan Presiden RI. Tentunya, Umat islam tidak menerima perlakuan Ustadz Maher At-Thuwailibi dan umat Islam melaporkan ke polisi.

Ustadz Maher At-Thuwailibi seberani itu menghina orang mulia, tokoh memiliki pengaruh dan idola santri Nusantara. Kekurang pahaman atau pemahaman kurang terhadap sosok rendah hati yang dihina menjadi bumerang bagi Ustadz Maher At-Thuwailibi.

Barangkali Ustadz Maher At-Thuwailibi memiliki agenda tersendiri untuk pengalihan isu, sehingga keributan adalah berita paling menarik di Indonesia. Pengalihan itu untuk menutupi desakan masyarakat agar Habib Rizieq Shihab yang melanggar protokol kesehatan dan pemanggilan di kantor polisi terlupakan.

Indonesia yang akhirnya masih aja membela kejadian-kejadian seperti ini apakah benar-benar Indonesia ngebela kejadian-kejadian seperti ini atau memang ini ada sebuah ritme yang dibuat untuk membela kejadiankayak gini banyak.

Artis sejelek apapun masih ada pengikut begitu juga Ustadz Maher At-Thuwailibi yang suka mencaci masih saja ada membela kejadian-kejadian seperti ini. Selalu ada sebuah ritme yang dibuat untuk membela kejadiankayak gini.

Politik identitas antara NU dan FPI tidak pernah selesai karena alat politik identitas suatu kelompok seperti NU dan FPI untuk menunjukan jati diri suatu kelompok tersebut. Politik identitas yang membeda-bedakan SARA sebenarnya bukanlah satu hal baru dalam ilmu politik.

Penggunaan politik identitas menguat di Indonesia setelah tumbangnya Orde Baru sebagai instrumen membagi umat islam yang wataknya bar-bar dan umat Islam yang sabar. Selama penghinaan Habib Luthfi, Sang Habib sabar dan membiarkan proses hukum tetap berlangsung.

Respon-respon yang diberikan lebih baik dibenci karena kebenaran daripada buat di mana lebih baik dibenci karena kebenaran yang dibenci karena kemunafikan. Habib luthfi dibenci oleh Ustadz Maher  At-Thuwailibi sehingga ini menimbulkan banyak pertanyaan. Anak keturunan Adam tidak boleh dihina oleh Ustadz siapapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline