Sepertinya kita tak pernah saling berterus terang
Bertukar mimpi-mipi indah, bertransaksi kasih sayang
Mungkin saja pernah,
Tapi itu agak jarang
Sepertinya kita hanya diam dalam kata
Layaknya menghitung bintang yang tak pernah kita terawang
Mungkin saja tidak,
Tapi itu berulang-ulang
Aku hanya mendekap lunglai di sudut kamar yang mulai lembab
Oleh bau tubuhmu yang sedap melekat
Meski kadang aku terlambat
Aku tak pernah berkhianat
Kau yang selalu meredam dengkur malamku
Dengan peluh lirih isak tangismu
Matamu mencariku di kala gelap yang meradang
Bersama pelukan hangat merayapi lemas tubuhku
Aku bergetar, karena aku takut ini hanya mimpi
Mungkin juga halusinasi diri
Aku yakin, aku masih petarungmu
Sepanjang tarikan nafasku
Aku akan meninju kelemahanmu
Aku akan meninju ketakutanmu
Aku selalu jadi pemberani
Jika berada di sampingmu
Tapi sepertinya..
Ketika tuntas kesal amarahmu
Aku bukan lagi pahlawan hidupmu
Aku lemah tak kuasa
Kenapa kau marah ?
Kenapa kau menderu ?
Kenapa kau menangis ?
Alka, 27 November 2020