Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Perkasakah Panglima TNI Andika Perkasa Hadapi "Konflik" dengan China?

Diperbarui: 7 Desember 2021   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenderal TNI Andika Perkasa menerima medali The Legion of Merit, dari pemerintah AS pada 30/1/2020. Sumber : Krop dari Liputan6.com

Jenderal Andika Perkasa menjabat Panglima TNI dalam kondisi ketegangan AS-China semakin mermbuncah. Menjadi analisa yang menarik, bagaimana panglima TNI menghadapi reaksi China menyikapi kedekatan TNI ke AS (barat).

Mengingat khubungan Andika Perkasa dengan AS (barat) sangat dekat mungkin bisa menjadi isyarat bahwa trend kerjasama militer Indonesia dengan AS/barat ke depan akan lebih mesra ketimbang dengan China.

Dampaknya pasti akan menimbulkan pertanyaan besar militer Tiongkok pada TNI. Pejabat China mungkin akan melakukan tekanan dalam berbagai bidang, termasuk diplomatik (politik), ekonomi, perdagangan, keuangan bahkan secara militer melalui terjadinya insiden-insiden klasik di beberapa tempat.

Insiden-insiden tersebut mungkin saja "ujian" bagi Jenderal Andika Perkasa untuk beberapa tahun ke depan, antara lain adalah :

  1. Menghadapi klaim Tiongkok di perairan Natuna Utara dalam peta Nine Dash Line di Laut China Selatan (LCS).
  2. Menghadapi pemberlakuan zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Laut China Timur atau The East China Sea Air Defense Identification Zone
  3. Menghadapi gelombang imigran gelap dan TKA Ilegal asal China

Terkait klaim di perairan Natuna utara dan LCS

Persoalan ketegangan di perairan Natuna bukan berita baru. Cepat atau lambat pergesekan langsung dan serius  antara TNI AL dan kapal perang China pasti akan terjadi di sana.

Terkait ADIZ di Laut China Timur

Pada  23 Nopember 2013 Tiongkok melakukan klaim berhak mendapatkan laporan atas penerbangan yang melintasi ADIZ di atas Laut Cina Timur. China dapat melakukan langkah langkah IFF (Identification of Friend or Foe) dan VID (Visual identification), memungkinkan mengambil tindakan militer atas obyek yang dianggap musuh/foe.

Menlu Marty Natalegawa pernah menolak keras klaim tersebut ketika itu. Meskipun Indonesia berada jauh dari kawasan ADIZ Tiongkok, jika terjadi kekacauan di kawasan Pasifik dan Asia Timur hingga Asia Tenggara mau tidak mau Indonesia terpaksa harus memilih pada siapa berpihak.

Terkait arus imigran gelap dan tenaga kerja ilegal asal China

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline