Lihat ke Halaman Asli

Encang Zaenal Muarif

Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Jejak Langkah Sang Guru: Berkuda dari Banjarwangi ke Cihurip

Diperbarui: 18 Maret 2024   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber Gambar Pixabay.com

Di penghujung Kabupaten Garut wilayah selatan, Banjarwangi nama kampungnya. Hiduplah sepasang pengantin, Juhana dan Ratmini. Juhana adalah pemuda asli Cihurip, berjarak kurang lebih 5 jam berkuda dari Banjarwangi.

Juhana adalah seorang pria tampan, pintar dan soleh. Ratmini pun perempuan yang sangat cantik. Dulu, ketika masih perawan, Ratmini adalah bunga desa yang sangat digandrungi para pemuda di Banjarwangi. 

Kulit Ratmini putih mulus alami tanpa skincare. Hidungnya mancung. Badannya tinggi semampai. 

Setelah sekian lama hidup berumahtangga. Pasangan muda itu dikaruniai 7 anak yang lahirnya beruntun hampir setahun sekali.  Bahrudin, Komarudin, Nanang, Epon, Enok Mintarsyah, Mamad, dan si bungsu Enok Mintarsih. 

Di Cihurip, orangtua Juhana adalah seorang tokoh yang bernama Mama Raden Sastrawinata. Tidaklah heran, jika Juhana pun dididik dengan sangat baik oleh ayahnya. 

Hingga suatu hari, Juhana pun mengisi kekosongan pekerjaan sebagai guru SR (Sekolah Rakyat) di Cihurip. Juhana diangkat sebagai guru SR nomor urut 1 di Cihurip kala itu. 

"Baiklah Kang, aku mengizinkanmu untuk mengajar di Cihurip, tapi mohon maaf aku tidak bisa ikut. Aku akan mengurus anak-anak di sini," kata Ratmini pada suaminya. Kala itu, anak mereka masih berjumlah 5 orang.  Anak sulung, Bahrudin, masih berusia 8 tahun, dan anak ke-5,  Enok Mintarsyah masih berusia 1 tahun. 

Juhana pun menjalankan tugasnya sebagai guru SR. Perjalanan bolak balik Banjarwangi - Cihurip dia tempuh seminggu sekali, dengan menunggangi seekor kuda putih. 

Jalan setapak di hutan, melintasi sungai, naik turun bukit dia jalani demi mencerdaskan anak bangsa. Presiden Republik Indonesia saat itu adalah presiden pertama, Bung Karno. 

"Titip anak-anak ya, Nyi, jangan sampai mereka tidak terpantau. Aku akan pulang ke sini seminggu sekali," kata Juhana akan pergi bertugas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline