Lihat ke Halaman Asli

Adi AninditaPutra

Mahasiswa UIN WALISONGO

Angon-angonan

Diperbarui: 24 April 2020   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kata mereka dunia itu,
panggung nya sandiwara
tak pantas sepercikpun lidah meronta namun Tuhan dan kitabnya pernah berfirman
"tak kan ku ubah suatu kaum melainkan kaum itu yang merubahnya sendiri"
Lalu kau anggap apa itu?

Ntalah,
ini aku yang gila akan kebebasan
atau kau yang mulai lelah dengan tingkah ku
Ketika kata tak mampu bersatu,
rasa pun merota ingin menyoyak
argumen penuh arogan dari lidah tak bertulang yang dianggap lebih pedih dari sebuah pedang.

Ya lidah tak bertulang itu,
 kadang membuatku muak
akan senyum palsu penuh cemooh
Senyum palsu yang membuatku
mengerti mengapa ada hitam dan putih dalam dunia ini.

Mungkin,
Satu, dua atau tiga kata
cukup untuk membuatnya tumbang
kira kira siapa yang salah,
lidah itu atau kata itu?
Bukan,
bukan lidah itu atau kata itu yang salah

Pikirkan saja sendiri,
mengapa pedang tak terlihat itu bisa membunuhnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline