Lihat ke Halaman Asli

Em Amir Nihat

Penulis Kecil-kecilan

Pesta Persaudaraan Terbesar

Diperbarui: 13 Mei 2021   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pesta persaudaraan terbesar adalah halalbihalal sehabis Ramadhan. Ini adalah peluang terbesar mengetahui siapa saudara kita. Berkunjung ke saudara kakek nenek, buyut dan canggah bisa jadi menambah banyak saudara. Tetapi sebagai kaum muda kita jarang mau berkunjung karena liburan adalah hal yang sangat diinginkan bagi kawula muda. Semoga momen halalbihalal dapat kita gunakan secara maksimal untuk berkunjung ke semua saudara kita. Karena kaum muda adalah tonggak pengganti dari ikatan cabang persaudaraan itu sendiri.

Sebagai Orang Jawa, sedikit sekali yang tahu urutan silsilah keturuan ke atas. Paling-paling kita hanya mengetahui sampai buyut. Itupun kita tidak tahu persis sejarah apa yang dialami buyut kita sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari itu. Sangat jarang yang bisa tahu sampai keturunan 18 misalnya dimana urutannya, "anak-putu-buyut-canggah-wareg-udhekudhek-gantung siwur- cicip moning-petarangan bobrok-gropak senthe-gropak waton-cendheng-giyeng-cumpleng-ampleng-menyaman-menya menya-trah tumerah" dimana trah tumerah adalah keturunan 18 ke atas mulai dari bapak ibu kita.

Kita belajar mengetahui silsilah keturunan ke atas tujuannya tidak lain tidak bukan untuk menambah saudara. Kita boleh jadi bersaudara dengan si A misalnya tetapi karena kita tidak tahu silsilah keturunan kitapun tidak tahu bahwa si A adalah saudara kita. Semakin kita tahu urutan silsilah keturunan yang ke atas, jangan jauh-jauh cukup sampai canggah misalnya kita sudah punya banyak saudara karena cabang dari canggah juga sudah lumayan banyak.

Diamnya kita dalam mengetahui runtutan urutan silsilah keturunan akan membuat kita mempunyai sedikit sekali saudara. Bayangkan saja jika kita hanya tahu silsilah keturunan berhenti di bapak dan ibu kita. Kita tidak mengetahui silsilah yang ke atasnya. Orang yang sebenarnya saudara bisa jadi tidak jadi saudara karena kita tidak tahu menahu. Bertanya pada bapak ibu tentang silsilah keturunan ke atas adalah bijak karena bisa menambah saudara.

Boleh jadi sebenarnya dengan Si A kita bersaudara namun karena kita tidak tahu dan orangtua kita tidak memberi tahu maka kita pun tidak tahu bahwa Si A saudara kita sehingga saat berpapasan di jalan atau bertemu tidak saling sapa menyapa karena memang tidak tahu. Jika diperlebar maka betapa banyak kita tidak tahu Si B, Si C, Si D dst yang aslinya saudara dari nenek moyang sehingga perlu ada usaha untuk mencari tahu. Perlu adanya menyambung silaturahim.

Betapa beruntungnya orang  yang mau halal bihalal dan berkunjung ke rumah saudara-saudara karena hakikatnya ia sedang menjalin hubungan yang panjang.  Hubungan persaudaraan kerabat. Siap mencari tahu siapa sauadara-saudaramu? Selamat lebaran, Selamat HalalbiHalal

Purwakarta, 1 Syawal 1442 H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline