Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, Indonesia menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan, dengan kurs tengah mencapai Rp16.162 per dolar AS pada akhir Januari 2025 . Meskipun demikian, laju inflasi nasional tetap terkendali, tercatat sebesar 1,03% secara tahunan (year-on-year) pada Maret 2025 .Badan Pusat Statistik IndonesiaBadan Pusat Statistik Indonesia
Di tengah kondisi ini, fenomena menarik muncul dari perilaku konsumsi generasi muda Indonesia, khususnya Milenial dan Gen Z. Meskipun menghadapi tekanan ekonomi, daya beli mereka tetap kuat di beberapa sektor. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan dari 119,21 pada Januari menjadi 122,63 pada Maret 2025 .BPS Sulawesi Tenggara
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana generasi muda mampu mempertahankan, bahkan meningkatkan, konsumsi mereka di tengah tekanan ekonomi? Apakah ini mencerminkan ketahanan ekonomi, perubahan prioritas konsumsi, atau adaptasi terhadap kondisi yang ada? Dalam ulasan ini, kita akan mengeksplorasi lebih lanjut faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumsi generasi muda Indonesia di tengah tantangan ekonomi saat ini.
Sejak 2023, Indonesia menghadapi serangkaian tantangan ekonomi yang cukup berat. Inflasi yang terus meningkat membuat harga kebutuhan pokok semakin tinggi, sementara pendapatan masyarakat tak sebanding dengan kenaikan harga tersebut. Di 2023, inflasi Indonesia tercatat sekitar 5,5% (www.bps.go.id) yang otomatis mempengaruhi daya beli, terutama untuk kalangan menengah ke bawah. Belum lagi ketidakpastian global dan dampak pandemi yang masih terasa di berbagai sektor.
Namun, konsumsi generasi muda justru tetap bertahan, bahkan menunjukkan angka yang tidak kalah menarik di beberapa sektor tertentu. Mengapa begitu? Ini jadi bukti kalau meski ada tekanan ekonomi, generasi muda tidak kehilangan minat belanja.
Konsumsi Generasi Muda: Tetap Bergerak Meskipun Ekonomi Lagi Lesu
Salah satu sektor yang masih menunjukkan angka konsumsi yang tinggi adalah e-commerce. Berdasarkan data, 54% konsumen Indonesia kini berbelanja melalui platform e-commerce, (Survei Populix) dan sebagian besar dari mereka adalah Gen Z dan Milenial. Itu artinya, meskipun ekonomi sedang kurang bersahabat, generasi muda tetap aktif berbelanja online. E-commerce memang memberikan mereka kemudahan berbelanja tanpa harus keluar rumah, plus banyak promo yang membuat barang lebih terjangkau.
Selain itu, kita juga nggak bisa mengabaikan fenomena fangirling K-pop, yang semakin besar di kalangan generasi muda. Budaya K-pop yang kini menguasai dunia tidak hanya menciptakan komunitas penggemar yang sangat loyal, tetapi juga menggerakkan konsumsi barang-barang terkait seperti merchandise, album, dan tiket konser. Di 2023, lebih dari 70% penggemar K-pop di Indonesia, yang sebagian besar adalah Milenial dan Gen Z, mengeluarkan uang untuk membeli album, tiket konser, dan merchandise artis favorit mereka (TFR News). Meski mahal tetap laris manis terjual. Meskipun ekonomi sulit, mereka tetap rela merogoh kocek dalam-dalam demi pengalaman dan kenikmatan hobi.
Sebuah konser (Photo by Anthony DELANOIX on Unsplash)
Kecintaan pada Skincare: Tren Konsumtif yang Terus Berkembang