Jembatan Tano Ponggol kini menjadi simbol kebanggaan sekaligus satu-satunya akses darat penghubung Pulau Samosir dengan daratan Sumatera di tengah Danau Toba. Terletak di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, jembatan ini tidak hanya memudahkan mobilitas masyarakat dan wisatawan, tapi juga menyimpan sejarah panjang dan filosofi budaya Batak yang kental.
Jembatan Tano Ponggol berdiri di atas kanal yang disebut Terusan Tano Ponggol, yang awalnya digali oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1906-1907. Terusan sepanjang 1,5 kilometer ini memisahkan Pulau Samosir dari daratan Sumatera, sehingga pulau yang dulunya menyatu dengan daratan menjadi pulau sejati di tengah Danau Toba. Kanal ini selesai pada 1913 dan sempat dikenal sebagai Terusan Wilhelmina, dinamai sesuai Ratu Wilhelmina dari Belanda yang meresmikannya.
Pengerukan kanal ini dilakukan dengan kerja paksa (rodi) terhadap penduduk lokal, yang menjadi bagian kelam sejarah perjuangan rakyat Batak menghadapi kolonialisme Belanda.
Jembatan Aek Tano Ponggol yang kini berdiri megah di atas kanal ini diresmikan pada 25 Agustus 2023. Jembatan sepanjang 382 meter dengan bentang utama 99 meter dan lebar 8 meter ini memiliki tiga pilar utama berwarna merah yang melambangkan filosofi Dalihan Na Tolu, yaitu sistem kekerabatan masyarakat Batak yang terdiri dari hula-hula (pemberi istri), dongan tubu (kerabat darah), dan boru (penerima istri).
Desain jembatan ini tidak hanya fungsional sebagai akses transportasi, tetapi juga sarat makna budaya yang memperkuat identitas masyarakat lokal.
Jembatan Tano Ponggol adalah satu-satunya akses darat menuju Pulau Samosir, sehingga menjadi jalur vital bagi aktivitas sosial, ekonomi, dan pariwisata. Dengan pelebaran kanal menjadi 80 meter dan kedalaman yang memungkinkan kapal pesiar melintas, kawasan ini semakin mendukung pengembangan pariwisata Danau Toba sebagai destinasi super prioritas nasional.
Dari atas jembatan, pengunjung dapat menikmati panorama Danau Toba yang memukau, menjadikan jembatan ini juga sebagai spot wisata baru yang menarik banyak pengunjung.
Jembatan Tano Ponggol bukan hanya infrastruktur penghubung, tetapi juga simbol kebangkitan Pulau Samosir dan Danau Toba. Dengan sejarah panjang dan filosofi budaya yang melekat, jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan memperkuat perekonomian lokal.
Pemerintah terus melakukan perawatan dan pengembangan kawasan sekitar agar jembatan ini tidak hanya menjadi akses transportasi, tetapi juga destinasi wisata yang tetap terjaga terutama dalam hal kebersihan dan perawatan infrastrukturnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI