Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Ahok Dipanggil Erick Thohir

Diperbarui: 19 September 2020   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Olah Pribadi

Selepas membongkar borok bos-bos PT Pertamina (Persero), Ahok mengaku dipanggil oleh Erick Thohir. Ahok memang sedang berupaya bersih-bersih di perusahaan pelat merah itu. Ia tidak gentar bersuara lantang untuk menyingkap "tabir hitam" Pertamina. Tidak heran jika banyak pihak yang merasa gerah melihat aksi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Seusai pertemuan, Ahok mengunggah fotonya bersama Pak Menteri di Instagram. Dalam keterangan unggahan foto di Instagram itu beliau cantumkan dua pesan Menteri BUMN, yakni menjaga supaya kerja sama tim tetap solid dan terus melakukan transformasi. Adapun kritik dan saran yang ia sampaikan kepada Erick tidak beliau beberkan secara gamblang.

Kabar pemanggilan Ahok sontak menjadi santapan pemburu berita, baik media konvensional maupun digital. Beberapa jurnalis bahkan memilih pemanggilan Ahok sebagai judul kabar. Jurnalis di media daring tentu saja lebih cepat menyebar kabar kepada pembaca dibanding media massa biasa.

Wartawan media daring memang dituntut agar siaga penuh mengejar kabar. Mereka dipepet oleh tenggat dan dipapas oleh pesaing. Tidak heran jika mereka sering tergesa-gesa mengunggah berita di portal. Maklum saja, satu klik sangat berharga bagi kinerja dan dapur mereka.

Lantaran tergesa-gesa, jurnalis dan editor kerap salah kaprah dalam menaja judul berita. Kadang judul berita ditata persis seperti bahasa di kedai kopi. Kaidah bahasa tak segan-segan dilanggar, malahan ada yang seakan-akan sengaja melanggar. Itulah yang akan saya udar dalam artikel ini.

Berikut saya babar satu contoh penjudulan yang unik sekaligus taksa.

Sumber: tangkap layar judul berita di Kumparan

Usai Buka Aib Direktur Pertamina, Ahok Dipanggil Erick Thohir. Judul itu terpajang di kanal Kumparan pada Kamis (17/9/2020). Adakah judul itu salah? Tidak salah. Apakah judul itu keliru? Tidak keliru. Judul tulisan tidak mungkin salah atau keliru. Orang yang membuat judul itulah yang berpotensi melakukan kesalahan atau kekeliruan.

Begini, Sobat. Jika kesalahan ringan dalam berbahasa terus dibiarkan maka kita akan terbiasa. Kalau sudah terbiasa, kekeliruan bisa-bisa tidak kita anggap sebagai kesalahan lagi. Alah bisa karena biasa. Jurnalis, termasuk penulis, sering terlalu hitung-hitungan sehingga kerapmain pangkas.

Kebiasaan main pangkas tanpa ampun itulah yang kerap mengawali kesalahan berbahasa. Terlihat receh, tetapi begitulah faktanya. Menyunting perlu kehati-hatian. Kalau tidak, hasilnya bisa mengubah konteks kalimat.

Berikut saya bentangkan empat penyebab mengapa kita, bukan cuma wartawan, sering keliru dalam berbahasa Indonesia.

Dokumen Olah Pribadi

Apakah kekeliruan berbahasa Indonesia bisa kita obati? Bisa. Salah kaprah bukan virus mematikan. Obatnya ada. Silakan Anda simpan, siapa tahu besok-besok Anda membutuhkan obat di bawah ini.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline