Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ahok Dipanggil Erick Thohir

19 September 2020   05:27 Diperbarui: 19 September 2020   06:01 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selepas membongkar borok bos-bos PT Pertamina (Persero), Ahok mengaku dipanggil oleh Erick Thohir. Ahok memang sedang berupaya bersih-bersih di perusahaan pelat merah itu. Ia tidak gentar bersuara lantang untuk menyingkap "tabir hitam" Pertamina. Tidak heran jika banyak pihak yang merasa gerah melihat aksi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Seusai pertemuan, Ahok mengunggah fotonya bersama Pak Menteri di Instagram. Dalam keterangan unggahan foto di Instagram itu beliau cantumkan dua pesan Menteri BUMN, yakni menjaga supaya kerja sama tim tetap solid dan terus melakukan transformasi. Adapun kritik dan saran yang ia sampaikan kepada Erick tidak beliau beberkan secara gamblang.

Kabar pemanggilan Ahok sontak menjadi santapan pemburu berita, baik media konvensional maupun digital. Beberapa jurnalis bahkan memilih pemanggilan Ahok sebagai judul kabar. Jurnalis di media daring tentu saja lebih cepat menyebar kabar kepada pembaca dibanding media massa biasa.

Wartawan media daring memang dituntut agar siaga penuh mengejar kabar. Mereka dipepet oleh tenggat dan dipapas oleh pesaing. Tidak heran jika mereka sering tergesa-gesa mengunggah berita di portal. Maklum saja, satu klik sangat berharga bagi kinerja dan dapur mereka.

Lantaran tergesa-gesa, jurnalis dan editor kerap salah kaprah dalam menaja judul berita. Kadang judul berita ditata persis seperti bahasa di kedai kopi. Kaidah bahasa tak segan-segan dilanggar, malahan ada yang seakan-akan sengaja melanggar. Itulah yang akan saya udar dalam artikel ini.

Berikut saya babar satu contoh penjudulan yang unik sekaligus taksa.

Sumber: tangkap layar judul berita di Kumparan
Sumber: tangkap layar judul berita di Kumparan
Usai Buka Aib Direktur Pertamina, Ahok Dipanggil Erick Thohir. Judul itu terpajang di kanal Kumparan pada Kamis (17/9/2020). Adakah judul itu salah? Tidak salah. Apakah judul itu keliru? Tidak keliru. Judul tulisan tidak mungkin salah atau keliru. Orang yang membuat judul itulah yang berpotensi melakukan kesalahan atau kekeliruan.

Begini, Sobat. Jika kesalahan ringan dalam berbahasa terus dibiarkan maka kita akan terbiasa. Kalau sudah terbiasa, kekeliruan bisa-bisa tidak kita anggap sebagai kesalahan lagi. Alah bisa karena biasa. Jurnalis, termasuk penulis, sering terlalu hitung-hitungan sehingga kerapmain pangkas.

Kebiasaan main pangkas tanpa ampun itulah yang kerap mengawali kesalahan berbahasa. Terlihat receh, tetapi begitulah faktanya. Menyunting perlu kehati-hatian. Kalau tidak, hasilnya bisa mengubah konteks kalimat.

Berikut saya bentangkan empat penyebab mengapa kita, bukan cuma wartawan, sering keliru dalam berbahasa Indonesia.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Apakah kekeliruan berbahasa Indonesia bisa kita obati? Bisa. Salah kaprah bukan virus mematikan. Obatnya ada. Silakan Anda simpan, siapa tahu besok-besok Anda membutuhkan obat di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun