Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Bumerang Bagi Jokowi Saat Tawarkan Ba'asyir Pembebasan Bersyarat

Diperbarui: 4 Mei 2019   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.gettyimages.com 

Tanda-tanda kejatuhan elektabilitas Jokowi sebenarnya sudah terjadi sejak Januari 2019. Saat itu, pemerintahan Jokowi menawarkan pembebasan bersyarat yang kemudian gagal bagi Ustadz radikal Abu Bakar Ba'asyir. Jokowi telah membuat permainan berbahaya dan menyiapkan kemungkinan kejatuhannya sendiri di Pemilu 2019!

Ustadz Ba'asyir ingin dibebaskan bersyarat setelah menjalankan setengah dari masa hukuman penjara selama 15 tahun karena alasan kemanusiaan. Ustadz Ba'asyir merupakan pemimpin spiritual Jemaah Islamiah, sebuah jaringan teroris di Asia Tenggara yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan ISIS.

Percobaan pembebasan Ba'asyir oleh Jokowi saat itu merupakan insiden sekaligus indikator yang jelas akan bahaya yang akan dihadapi Jokowi. Jokowi yang sudah merasa unggul dalam survey lembaga-lembaga ingin bermain over dosis untuk hal yang sangat berbahaya dalam soal agama Islam yang dianutnya. Akibatnya Jokowi semakin dijauhi kaum moderat dan institusi-institusi yang selama ini kuat melawan terorisme di Indonesia, termasuk keluarga para korban terorisme, polisi, peradilan dan para birokrat yang memerangi JI.

Saat itu, seluruh dunia mencela keputusan Jokowi. Pada bulan Januari 2019, PM Scott Morrison dari Australia melakukan perundingan tingkat tinggi dengan Jokowi untuk membatalkan keputusan Jokowi dan berhasil.

Kebijakan tawaran Jokowi untuk pembebasan bersyarat itu kemudian tidak menuai elektabilitas tinggi bagi Jokowi, namun kemarahan publik Indonesia yang kuat karena selama bertahun-tahun Densus 88 memainkan peranan besar dalam memberantas terorisme di Indonesia.

Kasus itu merupakan salah perhitungan politik dalam tawaran pembebasan bersyarat Abu Bakar Ba'asyir oleh Jokowi. Hal yang kemudian menjadi bumerang politik bagi Jokowi. Motivasi politik Jokowi saat itu sebenarnya untuk memperjelas status agamanya yang semula dipertanyakan lawan-lawan politiknya.

Kemarahan publik adalah bumerang bagi Jokowi terkait rencananya untuk pembebasan terhadap Ba'asyir. Selain itu, Jokowi mengorbankan identitasnya sendiri sebagai politisi dan menonjolkan peranan agamawan dengan mengangkat KH Ma'ruf Amin sebagai Cawapresnya.

Keputusan Jokowi mengangkat KH Ma'ruf Amin bukan hanya menjadi bumerang baginya tetapi membuat banyak pendukungnya meninggalkan dia. Jokowi telah memperkuat posisi garis kerasnya dan fundamentalisme agamanya. Percobaan pembebasan Ustadz Ba'asyir yang gagal oleh Jokowi adalah bumerang bagi Jokowi daripada membantu menaikkan elektabilitas Jokowi.*** 

Sumber:

1. Hunt, Luke, Jokowi’s Failed Bashir Gamble Reveals the Danger of Playing the Religion Card in Indonesia (TheDiplomat.com, 31/01/2019), diakses pada Jumat, 29/03/2019

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline