Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Keuletan dan Ketekunan Bisa "Mengalahkan" Fanatisme Pendidikan Budi Pekerti (Belajar Dari Sosok Menteri Susi Pudjiastuti)

Diperbarui: 5 Januari 2017   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sosok kontroversial menteri Susi Pudjiastuti membuat kita kembali sadar bahwa dengan ketekunan dan keuletan yang tinggi, seseorang yang hanya tamat SMP bisa meraih kepopuleran dan keberhasilan dalam bisnis tingkat tinggi, serta kemudian menduduki posisi pejabat tinggi negara yakni sebagai menteri kelautan dan perikanan RI. Dengan jabatan ini, otomatisme, menteri Susi memiliki pejabat bawahan dalam lingkup Departemen yang dikelolanya yakni orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi. Karena jabatan yang diembannya, seorang yang berpendidikan kurang bagus memimpin kelompok orang yang berpendidikan tinggi, ini juga namanya fenomena baru dalam peradaban kepemimpinan formal bangsa Indonesia kini.

Jangkauan kekuasaannyapun kini bukan hanya untuk urusan perikanan dan kelautan di Indonesia dengan luas perairan terbesar di dunia, namun hingga ke luar negeri atau ke mancanegara dengan segala persoalan yang rumit, khususnya kawasan regional ASEAN. Keuletan dan ketekunan, ternyata membuat seorang seperti sosok menteri Susi Pudjiastuti sangat berhasil dalam hidupnya hingga menjadi orang berkuasa, sejajar atau bahkan melebihi para ahli dan para sarjana dalam soal kepangkatan pada lingkup kementerian yang dipimpinnya.

Terlahir dari keluarga pedagang sapi di Pangandaran, menteri Susi Pudjiastuti memulai usahanya dengan susah payah hingga akhirnya dia menjadi sosok orang yang berkuasa di Indonesia di bidang perikanan dan kelautan saat ini, juga sebelumnya dia menjadi orang berhasil dalam perusahaan penerbangan komersial dengan 50 buah pesawat beragam jenis. Sisi kehidupan pribadi keluarganya boleh dikatakan cukup jauh dari keharmonisan keluarga ideal yang menganut paham satu pasangan seumur hidup. Perceraian selalu mewarnai pernikahannya.

Dalam kehidupan pribadi, dia menikah tiga kali dan dari pernikahan-pernikahannya itu dia memiliki 3 orang anak yakni Panji, Nadine dan Alvy dan kini memiliki seorang cucu. Menteri Susi Pudjiastuti dikhabarkan merupakan perokok berat, bahkan hingga saat-saat menunggu pengumuman resmi untuk penunjukkan dirinya oleh Presiden Joko Widodo, ia masih merokok. Dalam sebuah adegan dalam sebuah foto bahkan Menteri Susi Pudjiastuti memiliki tato, duduk dipojok sebuah rumah pertemuan kelas dengan orang-orang kaya yang sedang lalu lalang di depannya. Dia juga memiliki tatoo pada tubuhnya, sebuah tanda bahwa kehidupannya selalu diselimuti warna-warni glamour anak zaman sekarang.

Dengan kehidupan yang demikian, Menteri Susi Pudjiastuti menampilkan fenomena baru, ataupun wajah baru dalam peradaban kepemimpinan bangsa Indonesia. Fenemena baru ialah bahwa tidak selalu benar seseorang yang didik untuk sepanjang hidupnya untuk memiliki budi pekerti atau karakter yang kuat, hasil dari pendidikan formal dan berjenjang mampu merubah dirinya dan juga bangsa yang besar ini.

Ketika bertahun-tahun, pendidikan kita diwarnai oleh warna-warni karakter dan budi pekerti, yang diyakini selama bertahun-tahun memiliki kemampuan merubah hingga 90% masyarakat dan bangsa Indonesia baik dalam pendidikan kemiliteran, kepegawaian sipil, masyarakat sipil dan keagamaan. Fenomena menteri Susi Pudjiastuti setidaknya mengajarkan kepada kita bahwa out put pendidikan yang menekankan satu-satunya kekuatan budi pekerti dan karakter yang kuat, ternyata bukan satu-satunya memiliki kemampuan merubah nasib masyarakat dan nasib bangsa Indonesia di bidang ekonomi. Sebab berbicara tentang ekonomi perusahaan, satu-satunya cara untuk menjadi berhasil ialah ketekunan dan keuletan luar biasa.

Ternyata hanya dengan modal keuletan dan ketekunan berusaha dan berjuang dapat menghasilkan kekayaan dan kekuasaan yang besar. Dengan kekayaan dan kekuasaan besar, Susi Pudjiastuti mampu merubah masyarakat dan bangsa ini. Dia memecahkan rekord bahwa pendidikan yang mengandalkan karakter dan budi pekerti tidak akan selamanya merubah nasib manusia dan bangsa ini, tanpa didukung oleh keuletan dan ketekunan berusaha.

Tanpa kehidupan budi pekerti dan karakter yang baikpun yakni hanya dengan ketekunan dan keuletan sejati, seseorang mampu mengatasi kemelut kehidupan moralitas bahkan kemudian membuatnya memiliki kekayaan, kekuasaan bahkan kepercayaan untuk memimpin Departemen Perikanan dan kelautan di negara dari masyarakat dan bangsa yang besar ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline