Change completely your life but try to change it with him, and if doesn't work then change it without him.
Tara (Gemma Arterton) terjebak dalam rutinitas rumah tangga yang membosankan baginya. Peran dan tugasnya sebagai ibu rumah tangga membuat aktivitasnya hanya berputar pada kegiatan melayani suami, mengurus anak, dan membersihkan rumah dan rutinitas dengan pola serupa terus berulang setiap hari.
Mark (Dominic Cooper) suami Tara sebetulnya sudah memberikan kehidupan yang mapan untuk Tara. Mark juga sangat mencintai istri dan anak-anaknya namun kebosanan dan kehampaan yang mendera Tara membuat Tara lambat laun kehilangan semangat untuk terus menjalani kehidupannya.
Kondisi psikologis yang dialami Tara lambat laun mulai membuat suasana rumah tangganya dengan Mark memburuk, Mark mencoba memahami apa yang Tara rasakan namun ia tak mampu menemukan cara untuk bisa membuat Tara bertahan. Tara pun mengambil keputusan untuk meninggalkan keluarganya demi merasakan kebebasan dan memulai hidup baru sesuai keinginannya di Perancis, sesuatu yang membuat luka bagi Mark dan anak-anaknya sekaligus mengubah hidup Tara selamanya.
Gemma Arterton sebagai Tara (sumber: Dok. Pribadi)
Plot cerita film arahan Dominic Savage ini sebenarnya sederhana namun konfliknya berlapis dan kuat menghantam emosi. Savage berhasil membuat drama yang menyedihkan namun memberi sudut pandang baru, meskipun menjelang ending sudah mulai absurd cara pengakhiran kisah namun tidak mengurangi kekuatan cerita yang mengaduk perasaan.Gemma Arterton berhasil menghidupkan karakter Tara si ibu rumah tangga yang mencari kebebasan, dengan wajah kusam kita bisa melihat alunan kebosanan yang mendera Tara dan saat ia mulai berias kita dibawa menikmati kebebasan yang diidamkannya. Dominic Cooper juga tampil tidak mengecewakan sebagai suami yang ingin membahagiakan istrinya namun sudah kehabisan cara untuk melakukannya.
Menonton film ini memantik pertanyaan dalam diri saya pribadi, sebarapa banyak manusia yang sudah mapan dalam kehidupan pernikahan namun rela melepas semuanya demi kebebasan dan impian?