Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | When It's Rain

Diperbarui: 7 Mei 2019   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mendung kian menutupi sinarnya, awan putih mengantarkan setetes gemercik air yang jatuh, daun daun dibelai bintikan benih benih mungil bak berlian,embun dikaca jendela seakan akan menyambutku  ..... hujan, iya hujan dia yang tak pernah mengeluh tentang takdirnya yang harus jatuh setiap saat, dan aku termasuk si pengagum hujan, hujan menurutku ketenangan. Beribu sampai berjuta air yang jatuh selalu memberikan kesan terindah  dalam keheningan dan rintik rintik kecilnya.

"zzz..zzzz"

 suara getaran notifikasi dari telephone genggamku, notifikasi yang tak  biasa datang menyambut suasana pagiku. akan tetapi tak kuhiraukan aku tetap beranjak untuk melaksanakan aktivitas yang biasa kulakukan "

"nak, kamu tak sarapan? "

"Tidak bu, aku ada bimbel pagi hari ini."

" kalau begitu nanti beli sarapan disekolah ya nak"

"Siap bu"

 Seperti biasa ibuku yang selalu mengingatkanku untuk tidak pernah lupa mengisi perut sebelum aku melaksanakan aktivitas yang lumayan menguras tenaga dan fikiran.

Rintik hujan mengantarkanku menuju tempat dimana sejuta kebahagian, kesederhanaan tawa terkumpul menjadi satu.

Oh ya, Namaku Kayla Namira aku tinggal di sebuah desa kecil sederhana yang jauh dari kota kabupaten. Desa yang sederhana namun indah menurutku.Aku juga termasuk dalam kategori pengagum hujan lo heheh.

"Hai kayla kok berangkat sendiri kamu?" dari arah belakang terdengar suara temanku afi menyapa dari balik punggungku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline