Lihat ke Halaman Asli

ZULFIAN SYAH

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Jangan Dulu, pada Saatnya Saja!"

Diperbarui: 18 Maret 2018   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.swimovate.com

Dewasa ini, kita tidak pernah terlepas dengan yang namanya gawai, bukan? Tua, muda, dewasa, bahkan anak-anak sekali pun. Kapan pun dan di mana pun, gawai tak pernah luput dari genggaman.

Pada tulisan kali ini, penulis akan memfokuskan pembahasan pada anak-anak. Tak jarang, orang tua memberikan kesempatan terlalu dini kepada anak-anak untuk bercengkrama dengan gawai. Alhasil, hal ini mengambil alih tahapan-tahapan yang dilalui setiap anak di masa pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Mildred Parten mengemukakan bahwa tahap-tahap perkembangan bermain anak usia dini melalui 6 tahap, yaitu :

1. Unoccupied Behavior/Gerakan Kosong

Di mana, anak sepertinya belum melakukan kegiatan bermain, hanya mengamati sesuatu sejenak saja.

Misalnya bayi mengamati jari tangan atau kakinya sendiri dan menggerakannya tanpa tujuan.

2. Onlocker Behaviour/Tingkah Laku Pengamat

Pada tahap ini, anak memperhatikan anak yang lain yang sedang melakukan suatu kegiatan atau sedang bermain.

Misalnya seorang anak yang memperhatikan temannya sedang bermain kejar-kejaran, meskipun ia tidak ikut bermain tetapi ia turut merasa senang seolah ia ikut bermain bersama teman-temannya.

3. Solitary Play/Bermain Soliter

Pada tahapan ini, anak bermain dan mencari kesibukan sendiri, tanpa peduli dengan orang/teman lain yang ada disekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline