Lihat ke Halaman Asli

Sisir Merah Jambu

Diperbarui: 7 September 2016   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan sehelai handuk saya mengelap rambutku yang masih basah. Saya bertanya kepada ibuku. Saya menanyakan kain sarung kepada beliau, waktu itu pukul 09.55. Dia pergi ke kamarnya. Sesaat beliau keluar dengan membawa sisir berwarna merah jambu. Dia meletakkannya diatas meja. Saya tahu maksudnya, dia bermaksud memberikan sisir itu untuk saya. Saya memahaminya dan hanya tersenyum lucu melihatnya. Saya tahu pendengarannya tidak sebaik beberapa tahun belakangan. Kemampuan mendengarnya sudah mulai menurun. Bahkan sangat jauh penurunannya, bayangkan saja, ketika saya menanyakan kain sarung, apakah saya terdengar seperti  meminta sisir rambut?. Sangat tidak ada hubungannya.

Namun satu hal yang paling membuat saya tersentuh,

beliau mencoba memahamiku meskipun tidak itu yang saya maksudkan.

Saya mengambil sisir berwarna merah jambu itu dan langsung merapikan rambutku yang masih basah. Bagaimanapun dengan kekurangannya beliau tetap mencoba mengerti anaknya.

Baiklah ibu, bagaimanapun dirimu

Aku tetap Sayang Ibu

Hikmah : Selagi sosok ibu masih ada, jangan sampai kamu selalu menyusahkannya apalagi menyakiti hatinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline