Lihat ke Halaman Asli

Ziaw Noha

Menulis adalah nafasku

Puisi: Buku

Diperbarui: 18 Oktober 2021   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://mediaindonesia.com/

Oleh : Ziaw Noha 

Dikaruniakannya akal
Ditemukannya pena
Demi mengikat objek-objek realitas
Menyatu-padu dalam analisa
Merumuskan pemecahan masalah
Memperbaiki kerusakan manusia

Menjelmalah buku
Jendelaku menatap dunia
Mengajarkan apa yang tak kutahu
Membuka khasanah dan cakrawala

Karena itu aku rajin membaca
Menelusuri makna demi makna
Mempelajari kandungan di balik wacana
Menemukan hikmah di setiap rangkaian kata

Buku
Lembaran-lembaran ilmu
Membawaku menembus waktu
Kehancuran dan kemegahan
Sejarah masa lalu

Buku
Menayangkan masa depan
Hukum-hukum modernitas
Nilai-nilai universalisme
Keadilan tatanan kemanusiaan

Tapi perjalananku masih berliku
Begitu banyak kesombongan merasuk nafsu
Lalu lalai menerapkan ilmu
Dari buku

Hingga kulihat satu-persatu
Bangunan logika manusia runtuh
Kebenaran pun perlahan luluh
Relativisme meraja-lela di bumiku

Semua dianggap benar
Tiada kemutlakan buku ilmiah yang bersinar
Cahayanya semakin hari kian redup
Menerangi gelap hati pun tak sanggup

Sebab masing-masing punya bukunya sendiri
Enggan mencari kebenaran sejati
Revolusi pemikiran benar-benar berhenti
Terinjak-injak materialisme tak bertepi

Bilamanakah kutemukan pejuang tangguh?
Yang membangun pola berpikir sungguh-sungguh
Tanpa batasan nafsu-nafsu menodai kalbu
Hati murni menemukan Sunatullah-Mu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline