Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Cerpen: Menunggu Nama

Diperbarui: 29 Juni 2021   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak dan sepakbola (sumber gambar: pixabay.com)

Sejak dimulai babak kedua pertandingan Portugal versus Belgia. Dengan keunggulan satu gol untuk Belgia. Kedai kopi senyap. Hanya sesekali terdengar bisik-bisik, kemudian lenyap.

Tak ada teriakan atau makian yang tertuju pada pemain atau wasit. Tak ada saling ejek antar penonton. Sepertinya, semua orang yang berada di kedai kopi menghargai perasaan Patar.

"Tak ada harapan!"

Suara Patar tertahan. Pertandingan masih tersisa lima menit. Patar bangkit dari kursi, meraih gelas dan menghabiskan kopi dingin yang tersisa. Kemudian melangkah pelan meninggalkan kedai kopi.

Pulang.

***
"Kalah, Bang?"

Satu pertanyaan dari sang istri saat membuka pintu, menambah ngilu.

"Sepertinya begitu! Tapi, Belgia memang bagus!"

Patar memilih duduk di ruang tamu, sambil menunggu subuh, sebelum berangkat tidur. Di benaknya, masih terbayang tendangan keras dari luar kotak pinalti yang menghujam deras gawang Portugal.

"Ngopi, Bang?"

Beruntung, pertanyaan yang diajukan istrinya, menghapus bayangan tentang gol itu. Patar anggukkan kepala pelan. Namun, sudut matanya sempat melihat senyum tertahan dari istrinya sebelum berbalik badan, menuju dapur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline