Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Cerpen: Kalender

Diperbarui: 25 November 2020   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kalender (sumber gambar : pixabay.com)

"Dapat lagi?"

"Iya. Tadi, dibagikan di pangkalan!"

Amak menyambut uluran tanganku. Sesaat membuka gulungan kertas itu, kemudian tersenyum menatapku. Kalender ketiga, yang kubawa pulang ke rumah dalam satu minggu.

"Ini, kita udah punya, kan? Pajang di kamarmu aja! Jangan di..."

Tanpa bantahan, kuanggukkan kepala tanda setuju. Bukan tanpa alasan, Amak membuat keputusan itu. Aku mengerti, kalender itu bisa menjadi duri, bagi keberlangsungan warung Amak pada situasi saat ini.

Azan magrib baru saja terdengar dari menara masjid. Bang Ranu, tetangga sebelah rumah, terlihat berjalan pelan di depan warung. Amak terburu menyambut, sambil menyerahkan kalender ke tanganku, dan memberi isyarat segera masuk.

"Mak! Kalau udah siap, langsung antar ke sebelah, ya?"   

Sayup kudengar suara Bang Ranu dari dalam rumah, saat mencari paku untuk gantungan kalender,

***

"Tolong antarkan dulu kopi ke sebelah, ya? Gelas yang kotor sekalian dibawa pulang."

Amak menghilang dari pintu kamarku. Kukira, sudah sejak tadi menunggu. Tak lagi kulipat sajadah, bergegas kutemui Amak. Tanpa bicara, aku berjalan ke sebelah rumah. Membawa satu ceret besar berisi kopi panas dan satu nampan berisi gelas kosong.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline