Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Mantra Kepulangan

Diperbarui: 29 Maret 2020   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by: pixabay.com

Semburat pagi melewati pintu depan anganku. Deretan mantra terpaku dalam baris-baris rapuh selembar kertas lusuh.

Tujuh helai daun sirih, lima buah jeruk nipis, tiga irisan lidah buaya, dan minyak zaitun.

Bukan daun sirih, tapi daun rambutan!
Bukan jeruk nipis, tapi jeruk lemon!
Betul lidah buaya, tapi kurang banyak!
Tanpa minyak zaitun!

Satu persatu mantra berjatuhan, gugur tanpa tanda jasa sebelum pertempuran. Sehelai kertas terhempas di sudut pintu berdebu.

Tujuh helai daun rambutan, tujuh buah jeruk lemon, lidah buaya bersusun tujuh irisan.

Ini benar, itu salah!
Itu benar, ini salah!

Pagi pun sejak tadi berlalu.
Aku belum menemukan satu jawaban, jika malam nanti kau berkata, aku pulang, Yah!

Adakah mantra kepulangan, melebihi sajian seulas senyuman dan hangatnya satu pelukan?

Curup, 28.03.2020
zaldychan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline