Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Menyaksikan Pelangi Setelah Terapung di "Dead Sea"

Diperbarui: 10 Februari 2019   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Lebih dua jam naik mobil dari Dan Hotel, Tel Aviv ke Crowne Plaza Hotel yang menghadap langsung ke Dead Sea yang berada di Pertigaan Yordania, Palestina dan Israel.

Sebelum sampai di Crowne Plaza,  saya melewati jalan lebar dan mulus tanpa ada kemacetan yang menghiasi. Di sisi kiri jalan saya menyaksikan tembok beton yang panjang dan berkelok. Tembok setinggi delapan meter  sepanjang lebih 700 kilometer  inilah yang memisahkan Israel  dengan Palestina.

Sebelumnya lagi, dalam perjalanan dari Tel Aviv  ke Laut Mati, Tepi Barat, Israel, Timur Tengah di akhir pekan 9 Februari 2019 ini, saya berhenti di sebuah tempat bernama Sea Level, sekadar untuk foto-foto dan melihat-lihat beberapa kerajinan yang dijajakan oleh seorang anak Yahudi.

Dokumentasi Pribadi

Di Sea Level inilah merupakan indikator permukaan laut, dan saya musti bergerak turun ke bawah  sedalam lebih 400 meter, melewati Yerikho, untuk sampai di Crowne Plaza, di tepi Laut Mati, dalam rangka memanjakan diri.

Namun sebelum sampai di situ, saya singgah dulu di sebuah plaza di Qumran. Plaza  persinggahan untuk membeli berbagai macam cenderamata khas Laut Mati, souvenir Yerusalem dan Israel. Di Qumran yang juga taman nasional tempat ditemukannya catatan-catatan dari zaman Nabi Musa hingga Nabi Isa juga terdapat restoran dan banyak spot-spot foto berlatar Dead Sea.

Di Tepi Barat Palestina, Qumran ini  adalah nama modern bagi lahan dari suatu biara di Laut Mati.  Letaknya 14,4 km sebelah selatan kota Yerikho. Para ahli beranggapan bahwa Qumran adalah tempat tinggal kaum Eseni dan sekaligus juga menjadi pusat aktivitas para kaum Eseni di pesisir Laut Mati.

Setelah puas berburu ole-ole di Qumran, perjalanan menuju tempat tujuan berjalan begitu lancar. Mobil van yang saya naiki meluncur tenang, memancing decak kagum setelah di sisi jalan yang saya lewati,  pemandangan menyuguhkan kebun kurma, berlatar gunung batu dan padang yang luas kecokelatan.

Crowne Plaza dilengkapi dengan berbagai fasilitas bintang lima. Di situ, saya berada seharian. Makan siang, spa dan terapung di permukaan Laut Mati.

Dokumentasi Pribadi

Habis berendam di pantai Laut Mati, saya segera mencari botol air mineral bekas. Botol inilah yang akan saya gunakan sebagai tempat garam dari Laut Mati untuk saya bawa pulang ke tanah air. Saya segera memeriksa semua tempat sampah kering yang berada di sekitar situ.

Ternyata susah mendapatkannya. Yang saya temukan adalah botol bekas red wine. Ya, tak masalah. Yang penting garam Dead Sea bisa sukses saya bawa pulang ke tanah air, dan saya berencana menjualnya ons per ons lewat online. Konon, garam dari laut mati ini mahal harganya.

Maka, saya pun membersihkan botol red wine itu, lalu mengisinya dengan garam dari dasar Dead Sea, dan akan membawanya pulang ke tanah air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline