Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mutoharoh

Semua orang adalah guruku

Hari ke Empat Puluh

Diperbarui: 10 Desember 2021   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanggal 30 Januari 2020 pagi. Ku pamit kepadanya. Seperti biasanya. 

Engkau duduk di kursi merah. Kursi yang sering kau gunakan untuk shalat, mengaji, makan, minum dan kadang tertidur. Tertidur karena lelahmu beribadah.

Ku salami tangan keriputnya. Tangan yang selalu membelai di saat aku mau tidur. Tangan yang selalu menggendongku. Menimangku. Menyuapiku. Menenangkan ketika ku menangis rewel.

"Ngati-ati..", pesanmu saat itu.

Di saat itu memang aku baru saja pindah tempat tugas. Lumayan jauh dari rumah. Dan bahkan hari itu aku akan melakukan perjalanan ke Jogja. Tugas dari tempatku bekerja.

"Nggih, bu.. Assalamu'alaikum..", pamitku.

Sekilas ku pandang wajah ibuku. Dan ku segera beranjak meninggalkannya. Ketika itu ku merasa pandangan ibu mengikuti langkahku. Ah, ibu..

***

Sore jelang Maghrib.

Seperti biasa aku sedang menunggu suami pulang. Hingga akhirnya datang.

"Bu...".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline