Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Cahyono

Suka menulis danembaca

Dalam Sajadah Panjang

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin malam

Bertabur bintangdi kelamnya langit

Syahdu menemani kucuran air

Yang berdecak membelah sunyi

Di kedamaian hati

Mencari dimana bahagia itu bersembunyi

_

Lalu merentang kain

Membujur disisa ruang

Dingin tak lagi bicara

Kehangatan yang menyeruak

Di dinding hati yang lama terpenjara

Oleh kumpulan dosa dan nista

_

Bila yang meleleh

Buka air kemunafikan

Ia terlahir dari renungan

Bilakah ada ampunan?

Atas khilat yang menahun..

_

Bila kematian itu datang

Tak memberi ruang kabar

Ia menjemput tepat waktu

Menolaknya tak ada guna

Haya bekal seadanya….

Yang kelak terbawa….




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline