Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Aji Dharmawan

Mahasiswa / Universitas Muhammadiyah Surakarta

Bahaya Praktik Mom Shaming di Media Sosial

Diperbarui: 1 Juli 2022   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PENDAHULUAN

Semakin hari, perkembangan teknologi begitu pesat dan membawa dunia mengalami kemajuan di berbagai aspek kehidupan. Kemajuan teknologi juga memicu timbulnya media baru, yaitu dengan hadirnya internet serta media sosial sebagai media baru berbasis internet. 

Media sosial saat ini menjadi media yang sangat digandrungi oleh berbagai kalangan, baik anak-anak hingga dewasa. Pasalnya, media sosial ini membawa kemudahan masyarakat untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan akses yang fleksibel. 

Kehadiran media sosial memang membawa banyak manfaat bagi manusia, namun tidak menutup kemungkinan juga membawa dampak yang negatif. Salah satu sisi negatif dari media sosial yaitu dengan adanya perundungan berbasis online atau yang biasa disebut dengan cyberbullying (Nasrullah, 2015).

Fenomena Cyberbullying yang banyak terjadi di media sosial meliputi pelecehan (harassment), penghinaan (flaming), pelabelan terhadap seseorang (stereotype), maupun kekerasan terhadap fisik dan psikologis seseorang (violence) menjadi sebuah permasalahan cukup serius karena dampak yang diakibatkan dapat menyebabkan korbannya mengalami tekanan psikis bahkan mengalami trauma dan kemungkinan terburuknya dapat mendorong hasrat untuk bunuh diri. 

Salah satu bentuk atau kasus cyberbullying yang terjadi adalah Mom shaming yang ditujukan kepada para ibu (Adiyanto dan Alfiati, 2020). Bentuk perbuatan mom shaming ini dengan memberikan komentar-komentar dan pesan pribadi yang negatif kepada para ibu dan menimbulkan perasaan tidak nyaman serta keresahan psikis. Oleh karena itu, fenomena ini perlu menjadi perhatian khusus untuk mencegah semakin banyak korban dari mom shaming itu sendiri.

PEMBAHASAN

Pada umumnya, mom shaming ini merupakan sebuah teguran dalam konotasi yang negatif dan ditujukan kepada seorang ibu dimana teguran atau komentar tersebut lekat kaitannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan bentuk tubuh setelah melahirkan, cara mengasuh dan merawat anak. 

Dengan kemajuan teknologi yang ada, media sosial kemudian menjadi salah satu sarana terjadinya praktik mom shaming dengan implikasi berupa terjadinya perundungan terhadap ibu. 

Jika dikaitkan dengan cyberbullying, mom shaming ini dapat dijabarkan lewat stereotype yang lekat tentang peran ibu sehingga terbentuklah suatu ekspektasi yang didoktrin oleh kaum mayoritas (Savira, 2020). 

Hal ini tentu menyebabkan tekanan tersendiri bagi para ibu yang memiliki konsepnya sendiri dan berbeda dari stereotype masyarakat dalam menerapkan pola asuh dan merawat anak. Maka dari itu, dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai bagaimana mom shaming dapat terjadi kepada para ibu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline