Lihat ke Halaman Asli

Yuniimroatul Hasanah

Masih berjuang

Dampak Trauma Jika Terus Dipendam

Diperbarui: 8 September 2021   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto orang trauma (Dokpri)

Kadang banyak orang yang trauma itu tidak mau melakukan hal yang baru, sulitnya untuk menjadikan apa yang dulu rasakan sebuah pelajaran. "Enggak lah aku masih trauma, aku takut karena aku masih trauma" masih banyak lagi alasan yang mereka ucap untuk tidak mau melakukannya lagi.

Suatu penelitian dari Amerika mengatakan "1 dari 5 orang terjadinya pelecehan, 1 dari 4 orang mengalami pukulan dari orang tunya sendiri, 1 dari 3 orang mengalami kekerasan, 1 dari seperempat terjadinya lingkungan alkohol, 1 dari 8 orang dipukuli didepan matanya langsung" mungkin di Indonesia hampir sama saat ini.

Banyaknya anak-anak yang ketakutan ketika melihat kejadian seperti itu, banyaknya juga para remaja akan melakukan hal-hal yang tidak diiginkan oleh orang tuanya. Sebenarnya mereka takut mengalami kejadian dimasa lalunya saat dia kecil, akan tetapi anak itu bingung mau lari kemana? Sedangkan orang tuanya seperti itu, lingkungan yang tidsk mendukung bagi perkembangan anak, mau tidak mau mereka harus menghadapi keburukan-keburukan yang terjadi saat itu. Ketika dia hidup remaja mereka akan mengatakan "Saya trauma akan kejadian dari orang tua saja, saya trauma dengan peristiwa yang saya alami dulu" mereka sadar kalau dia trauma dan takut tetapi disisi lain mereka mempunyai rasa dendam walaupun tidak secara fisik karena mereka tidak mau hal yang buruk akan terulang.

Trauma adalah gangguan besar yang sering disepelekan tetapi merusak fikiran dan mental kita. Tauma adalah gambaran masa lalu tetapi dapat dirasakan kembali saat ini, apa yang dirasakan dulu sama sekarang seolah-olah itu sama walaupun beda keadaan perubahan yang jauh. Saat memori trauma itu muncul bagian saraf otak akan juga tegang, ingatan emosinal seketika naik. Biasanya tubuh sering terkejut, cemas, selalu mempisisikan dirinya sendiri dengan keadaan yang tidak aman. Jika hal ini terus menerus tanpa ada perubahan maka akan dampaknya yaitu hipertensis, obesitas, diabetes meritus.

Saat trauma itu aktif bagian otak itu terputus tidak bisa mengendalikan waktu, tempat, sehingga dia melampiaskannya dengan narkoba, seks, minum minuman keras, tauran, mereka mengira bahwa permasalahan trauma itu bisa terobati dengan cara itu, padahal hal itu adalah kesalahan yang sangat fatal dan tidak bisa mengobatinya. Ketika kita punya teman yang mengalami trauma atau kita sendiri, janganlah dipendam atau berdiam sendiri. Ketika teman kita punya trauma janganlah mengatakan "Ikhlasin saja" tidak gampang bisa terlupakan dengan kata ikhlas, kata seperti itu tidak bisa terobati, karena trauma penyakit yang susah terobatinya. 

Saran saya adalah ketika kamu punya teman yang trauma hendaknya mensport dia agar dia bisa melupakan trauma itu walaupun itu sulit, berikan hal-hal yang membuat dia senang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline