Lihat ke Halaman Asli

Yulita Ayu

Jejak kata

Serangan Covid-19 terhadap Volatilitas Kurs

Diperbarui: 6 April 2020   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketidakpastian ekonomi global akibat dari paparan Covid-19 pada banyak negara semakin meningkat. Perekonomian global menjadi tidak stabil. Kondisi ekonomi tiap negara menjadi terdampak lebih mudah, sebab ketidakpastian ini timbul dalam skala global.

Ketidakpastian ini timbul dari berbagai instrumen ekonomi yang saling berhubungan, dan dapat saling menularkan dampaknya. Harga-harga komoditas di pasar dunia menjadi terdampak atas penyebaran Covid-19 yang semakin hari, semakin menambah jumlah penderitanya. 

Akibatnya, perdagangan antar negara menjadi terganggu. Selain karena adanya fluktuasi harga, kebijakan lockdown pada beberapa negara menjadi alasannya. 

Di satu sisi, kebijakan yang menjadi tepat pada satu kondisi, yaitu untuk mengurangi jumlah penderita Covid-19. Namun di sisi lain, kebijakan tersebut berdampak pada terganggunya kondisi perdagangan antar negara.

Dampak lainnya yaitu aliran modal antar negara pun menjadi tidak stabil. Kondisi yang tidak pasti, akan menciptakan banyak kerugian. Hal ini berlaku pada pasar modal secara global. 

Sehingga para pemilik modal cenderung memindahkan modalnya pada bentuk aset keuangan yang lebih kuat dalam menahan gejolak perekonomian.

Beberapa gejolak yang timbul akibat efek dari penyebaran Covid-19, tercover menjadi satu dampak yang besar bagi perekonomian, yaitu terjadinya volatilitas kurs yang tidak stabil. 

Volatilitas kurs menjadi bukan suatu masalah ketika pergerakannya masih berada di dalam batas atas dan batas bawah (band). Namun dalam kondisi ketidakpastian global yang meningkat, volatilitas kurs menyebabkan adanya ketidakselasaran pada nilai tukar. Baik nilai tukar dollar yang digunakan oleh negara-negara di dunia, maupun nilai tukar tiap-tiap negara.

Pada Dornbusch's sticky-price model, volatilitas nilai tukar disebabkan oleh tindakan dari kebijakan moneter. 

The Federal Reserve yang menjadi acuan dari dari seluruh bank sentral negara-negara di dunia, telah menurunkan suku bunga acuannya menjadi 1-1,5% sebagai bentuk dari penanganan gejolak perekonomian melalui kebijakan moneter. 

Penurunan suku bunga dilakukan agar mampu memberi relaksasi pada pasar modal yang bergejolak. Namun kebijakan ini tidak benar-benar mampu menahan volatilitas nilai tukar yang tidak stabil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline