Lihat ke Halaman Asli

Pejuang Restu Ibu, Kalau Aku Pasti "Yes", Lalu Bagaimana dengan Ibu?

Diperbarui: 26 Juli 2021   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Restu Ibu. Sumber: Inilah.com

                                                                                                                

Dipagi hari itu, cahaya  matahari terasa begitu menyengat di seluruh tubuh. Saya yang sedang menyapu rumah, seketika berhenti mendengar suara adik  yang asyik  membacakan berita lokal online. Berita tersebut berisikan "Mahasiswi Hilang Saat Hendak KKN, Diduga Dibawa Kabur Dukun". Dengan penuh rasa semangat, saya pun mengajukan beberapa pertanyaan terkait berita tersebut pada sang adik. 

Dari penjelasannya, ada beberapa versi cerita terkait permasalahan yang dialami mahasiswi tersebut diantaranya adanya isu yang beredar jika mahasiswi tersebut diculik. 

Keluarga pun menduga jika anak mereka dibawa kabur setelah sehari sebelumnya menemani sang ayah berobat kepada pria yang dikenal dengan dukun itu. 

Tidak hanya keluarga korban yang menduga-duga penyebab terjadinya peristiwa tersebut, kami (saya, ibu dan adik) pun memberikan argumen pribadi terkait masalah yang menimpa mahasiswa itu. 

Berita hilangnya mahasiswi tersebut telah menyita banyak perhatian masyarakat, terutama teman-teman kuliahnya. beberapa hari dikabarkan hilang kemudian beredar video sang mahasiswi yang menyampaikan dan menyatakan bahwa dirinya tidak hilang dan yang mengejutkan tentunya dengan pernyataannya mengenai keputusannya untuk menikah.

"Saya pergi dari rumah atas keinginan saya sendiri, dan rencana kami berdua. Sumpah atas nama Allah, sebenarnya kami telah lama menjalin hubungan tanpa diketahui siapa pun, termasuk orang tua saya sendiri," Ungkapnya dalam video yang berdurasi 1 menit 28 detik.   

Teknologi yang berkembang dengan begitu cepatnya tidak dipungkiri juga memberikan dampak pengaruh pada pola suatu hubungan. Setiap individu mempunyai tingkat ketertarikan personal dalam memulai membina hubungan sosial. 

Puncak pengalaman psikososial ini tercapai pada masa dewasa awal, dimana individu mulai mengkristalisasikan hubungan dengan seorang individu yang paling dicintai, dipercaya, ataupun yang telah dibina sebelumnya. 

Cinta menjadi salah satu tugas perkembangan utama pada perkembangan masa dewasa awal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline