Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

"Maaf Bu Guru, Saya Tidak Suka Matematika"

Diperbarui: 9 Maret 2021   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak tidak suka pelajaran matematika (Sumber: dailymail.co.uk)

"Maaf Bu Guru, saya tidak suka matematika", jawaban itu pernah saya peroleh ketika saya memberikan pembelajaran remidi pada siswa. 

Siswa satu ini memang agak istimewa, dari semua BAB yang diajarkan, tiap tes tidak pernah sekali pun ia mendapatkan nilai bagus dan selalu di bawah KKM. Lalu bagaimana supaya dia bisa matematika? 

Dalam satu kelas selalu ada siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang atau kurang. Itu wajar sekali karena manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda. 

Demikian juga dalam kelas saya, rata-rata dari tiap kelas yang terdiri atas 32 siswa ada 20% anak dengan kemampuan matematika tinggi, 15-20% anak dengan kemampuan matematika kurang dan sisanya dengan kemampuan sedang. 

Anak dengan kemampuan matematika kurang ini yang selalu memerlukan perhatian ekstra. Berkali-kali mereka harus mengikuti pembelajaran remidi sebelum memperbaiki nilai tesnya. 

Remidi kadang saya berikan berkelompok kadang juga perorangan. Jika yang mendapat nilai di bawah KKM hanya 1 sampai 2 anak, remidi saya adakan secara perorangan di perpustakaan. 

Harapan saya dengan pemberian remidi secara perorangan, saya dan siswa bisa berbicara dari hati supaya bisa memahami apa yang membuat mereka mendapat nilai di bawah KKM.

Dari observasi yang saya lakukan, ternyata yang membuat mereka mendapat nilai di bawah KKM adalah karena mereka tidak suka matematika. Tentunya ini PR bagi guru matematika agar siswa tertarik dengan pembelajarannya. Lalu, apa sih yang menyebabkan siswa tidak menyukai pelajaran matematika?

1. Pikiran negatif tentang matematika
Siswa beranggapan bahwa matematika sulit karena rumusnya yang menakutkan. Oleh karena itu, adalah tugas guru mengubah pandangan siswa yang seperti ini. 

Guru seyogyanya membuka wawasan siswa bahwa matematika adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. 

Banyak aspek dalam hidup yang menggunakan matematika. Misalnya jual beli, memasak, menjahit, ahli bangunan semua perlu matematika. Paling tidak kita harus paham operasi hitung, konsep perbandingan juga pengukuran. Contoh lain yang menunjukkan begitu dekatnya matematika dalam kehidupan sehari hari adalah keteraturan dalam alam semesta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline