Lihat ke Halaman Asli

Rizal De Loesie

Seorang Lelaki Penyuka Senja

Puisi | Laron dan Lampu Kota yang Sepi

Diperbarui: 11 April 2020   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Rizal De Loesie
Sungguh engkau bukan tersesat, karena pertemuan tak harus tercatat
Engkau melintas bayangan, sayap malam mengambang lalu jatuh di pelukan.
Tak ada puisi lahir dipaksakan, karena puisi bahasa kalbu tanpa ragu-ragu
Syair mengalir dan rebah di dada pujangga,
Desah napas kata yang rebah, diksi menjadi bening mutiara tanpa guratan
Terpajang semua kisah dalam lembab malam
Redup cahaya nyala dalam dada, riuh senandung tak lagi mampu menahan jerat malam
yang menyulut benih api.
Lalu mimpi mengalirkan anak sungai di bawah syurga.
Dari jemari lentik bidadari luruhlah segala jemu
Kita menjelma laron-laron dan lampu kota yang sepi
**

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline