Lihat ke Halaman Asli

Cara Selamat dari Kerumunan, Jauhi Tembok dan Penghalang

Diperbarui: 11 November 2022   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pengunjung festival musik Love Parade berkerumun di lokasi festival di Duisburg, Jerman(Achim Scheidemann/DPA/AFP/Getty Images)

Kalau kita perhatikan, korban tewas akibat kerumunan sering menimbulkan korban ditempat tertutup dan ada penghalangnya.
Ruangan terbuka seperti foto diatas tampak aman aman saja selagi tidak ada kepanikan atau provokasi.

Tragedi Kanjuruhan dan Itaewon atau tempat kerusuhan lain adalah ditempat tertutup, setengah tertutup dan ada penghalangnya.

Kanjuruhan akibat panik dan terinjak-injak diduga akibat gas air mata terhalang pintu yang kecil.

Insiden Itaewon  murni akibat terlalu padat digang sempit berpenghalang dan kekurangan oksigen menurut pengamatan awam saya.

Saya pernah sewaktu kecil hampir mati hanya akibat ingin menonton gratis yang diadakan oleh sebuah panitia pertunjukan.

Kini saya hanya dapat mengira ngira apa yang mesti dilakukan kalau terjebak dalam kerumunan atau panik di tempat orang ramai orang dan  over kapasitas  

Secara insting, perilaku orang menghadapi kerumunan,  adalah mencari ruang kosong di depan  agar terbebas dari kerumunan.

Orang akan terus masuk ke celah dan membuat ruang di sekitarnya semakin sempit.

Dalam kepanikan, orang-orang menjadi agresif, main menang sendiri, sikut sikutan.

Makin berdesak-desakan dan mendorong orang lain untuk  atau berteriak teriak  minta tolong, minta jalan seperti yang saya ingat .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline